BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam penelitian Protozoa memiliki arti protos
artinya pertama dan zoon artinya
hewan. Jadi,protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang
antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop. Selain itu, Protozoa adalah organisme yang tersusun atas satu sel
sehingga bersifat mikroskopik. Untuk lebih mempermudah mempelajarinya, para
ahli biologi mengelompokan protozoa menjadi 4 kelas berdasarkan alat geraknya.
Ukuran
protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang
mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun
zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau
detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau
berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus
diri membentuk sista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang
sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan
ada yang hidup bebas (soliter).
Kajian ilmiah terbukti lalat dan nyamuk merupakan binatang
perantara ( vektor ) bagi kehidupan protozoa. Beberapa jenis nyamuk menjadi
sangat penting pengaruhnya pada kehidupan manusia dan hhewan lainnya. Penyakit
malaria dan demam berdarah ditularkan oleh nyamuk. Ternyata pada nyamuk
Anopheles terdapat spesies protozoa yaitu plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang metagenesis plasmodium dan reproduksi
protozoa akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana metagensis Plasmodium dalam tubuh manusia dan
nyamuk ?
2.
Bagaimana proses reproduksi Protozoa ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui metagensis Plasmodium dalam tubuh manusia
dan nyamuk.
2.
Untuk mengetahui proses reproduksi Protozoa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metagenesis Plasmodium
1. Siklus Hidup
Pada tahun 1898 Ronald Rose membuktikan keberadaan
plasmodium pada dinding cerut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas pertemuan ini ia memenangkan
hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902 yang meski[un sebenarnya penghargaan
itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang
membuktikan bahwa mamalia manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Siklus hidup plasmodium amatlah rumit. Sporozoit dari liur
nyamuk betina yang menggigit disebarkan ke daerah atau sistem limfa penerima.
Penting disadari bahwa bagi sebagian spesies vektornya mungkin bukan nyamuk.
Nyamuk dalam genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia dan Aedes mungkin bertindak sebagai vektor.
Vektor yang diketahui kini bagi malaria manusia ( >100 spesies ) yang
semuanya tergolong dalam genus Anopheles.
Malaria burung biasanya dibawa oleh spesies genus Culex. Siklus hidup
plasmodium diketahui oleh Ross yang menyelidiki spesies dari genus Culex.
Sporozoit berpindah ke hati menembus hepatosit yang
merupakan tahap dorman bagi sporozoit. Plasmodium dalam hati dikenal sebagai
hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang bika menjadi ribuan merozoit,
yang kemudian menyerang sel darah merah. Disini parasit membesar dari bentuk
cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah beberapa
kali untuk membentuk merozoit baru, yang meninggalkan sel darah merah dan
bergerak melalui saluran darah untuk menembus sela darah merah baru. Kebanyakan
merozoit mengulangi siklus ini secara terus menerus, tetapi sebagian merozoit
berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit) (juga dalam daerah), yang
kemudiannya diambil oleh nyamuk betina.
Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan
manyuburkan satu sama lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai ookinet.
Ookinet menembus dan lepas dari perut tengah, yang kemudian membenamkan diri
pada membran perut luar. Disini mereka terbelah berali-kali untuk menghasilkan
sejumlah besar sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar
liur nyamuk, dimana ia dicucuk masuk ke dalam inang kedua yang digigit nyamuk.
Sporozoit bergerak ke hati dimana mereka mengulangi siklus ini.
2.
Fase perkembangan plasmodium di dalam tubuh nyamuk dan
manusia
Menurut Mukayat Djarubito (Zoologi Dasar )Berbagai plasmodium menyebabkan
berjenis-jenis penyakit malaria pada manusia, seperti P. Falciparum yang menyebabkan penyakit malaria tropika ( malaria
tersiana maligna ), P. Malariae (
malaria kuartana ). Plasmodium itu berperan sebagai parasit dalam sel darah
merah. Ukurannya kira-kira 5 mikron, struktur hidupnya majemuk, terdapat
reproduksi aseksual dengan sporulasi pada vertebrata, ada reproduksi seksual
pada insekta (nyamuk Anopheles). Ternyata,
bukan hanya lumut dan paku yang mengalami metagenesis dalam proses pertumbuhan
dan perkembangannya. Plasmodium dikenal sebagai parasit dari
golongan protozoa yang pada sistem peredaran darah kita sebagai penyebab
penyakit malaria yang dibawa oleh nyamuk, pada proses perkembangbiakannya juga
terjadi metagenesis. Jika pada lumut dan paku fase gametofit atau seksual
dengan pertemuan sel gamet dan fase sporofit atau aseksualnya dengan
pembentukan spora, maka pada plasmodium fase aseksualnya dengan membelah diri
sehingga dari satu plasmodium dalam waktu singkat akan
membelah menjadi individu Baru yang banyak. Fase aseksual ini berlangsung dalam
tubuh penderita malaria sedangkan fase seksualnya adalah dengan pembentukan
gamet yang berlangsung dalam tubuh nyamuk Anopheles. Pada saat nyamuk yang
dalam tubuhnya terdapat plasmodium itu menggigit manusia, manusia tersebut akan
terserang penyakit malaria.
Berikut gambar fase perkembangan plasmodium di dalam tubuh nyamuk dan
manusia:
Gambar metagensis
plasmodium(http://requestartikel.com/fase-perkembangan-plasmodium-di-dalam-tubuh-nyamuk-dan-manusia-201011245.html)
Adapun siklus hidup plasmosium mengalami metagenesis,
terjadi di dalam tubuh manusia ( reproduksi generatif ; sporogoni ) yang secara
lengkap sebagai berikut :
Sporozoit -- >
masuk tubuh di dalam hati ( ekstra eritrositer ) --- > Tropozoid --- >
merozoid ( memakan eritrosit --- > eritrositer ) --- > eritrosit pecah (
peristiwanya --- > sporulasi ) --- > gametosit --- > terhisap nyamuk
--- > zigot ookinet --- > oosis --- > sporozeit.
B.
Reproduksi Protozoa
Protozoa merupakan makhluk
hidup yang menyerupai hewan. Protozoa hidup di air tawar
(selokan, parit, sungai, dan waduk), air laut, permukaan tanah yang lembap,
rendaman jerami, dan di dalam tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang
mati. Protozoa merupakan makhluk
hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Segala aktivitas hidup terjadi di
dalam sel itu sendiri. Pada keadaan tertentu, Protozoa dapat membentuk
dirinya menjadi kista. Menurut Sugiarti, dkk ( Avertebrata Air Jilid 1 ) protozoa
tidak memiliki organ sejati seperti alat pencernaan dan alat reproduksi
sebagaimana layaknya metozoa. Akan tetapi sangat menakjubkan bahwa protozoa
yang berukuran mikroskopis dan terdiri dari satu sel yang mampu melakukan
kegiatan biologis seperti bergerak, makan, bernapas, dan reproduksi.
Proses-proses tersebut dilakukan oleh bagian dalam sel yang disebut organel
seperti vakuola kontraktil.
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual
(vegetatif) dengan cara :
a. Pembelahan
mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan
diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan
biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium
membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan
konjugasi.Euglena membelah secara
membujur /memanjang (longitudinal).
b. Spora,perkembangbiakan
aseksual pada kelas sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui
proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut
sporozoid.
Adapun perkembangbiakan secara seksual
pada Protozoa dengan cara :
a. Konjugasi dimana peleburan
inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya.
b. Pada
Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan
makronukleus, proses ini disebut singami. Peleburan gamet Sporozoa
(Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan
gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Proses metagenesis palsmodium dalam tubuh manusia dan nyamuk
yaitu :
Sporozoit -- >
masuk tubuh di dalam hati ( ekstra eritrositer ) --- > Tropozoid --- >
merozoid ( memakan eritrosit --- > eritrositer ) --- > eritrosit pecah (
peristiwanya --- > sporulasi ) --- > gametosit --- > terhisap nyamuk
--- > zigot ookinet --- > oosis --- > sporozeit.
Adapun reproduksi
protozoa yaitu dibedakan atas :
v
Secara aseksual
v
Secara seksual
B.
Saran
Agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik dari
makalah sebelumnya dan dapat berjalan lancar, maka sebaiknya dalam pembuatan
makalah diperlukan kerja sama dan kekompakkan agar makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita khususnya bagi tim penulis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Mukayat Djarubito
Brotowidjojo. Zoologi Dasar.
Yogyakarta : Erlangga, 1989
Subandi. Mikrobiologi Di Perguruan Tinggi Islam. Bandung : Gunung Djati
Press, 2010
Sugiarti, dkk. Avertebrata Air. Jakarta : Penebar
Swadaya, 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar