BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem integumen adalah sistem organ
yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasika hewan terhadap
lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum",
yang berarti "penutup". Secara ilmiah kulit adalah lapisan
terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas
permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai
pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.[1]
Cahaya
matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme
serta menjaga keseimbangan tubuh. misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan,
kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat. Ganguan psikis juga dapat
mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna stres,
ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah.[2]
Oleh karena
itu, maka dilakukanlah percobaan untuk mengetahui struktur histology dan
anatomi dari sistem integument dan derivatnya.
B. Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mempelajari struktur histology dan anatomi
sistem integument dan derivatnya.
C. Manfaat
Percobaan
Adapun
manfaat dari percobaan ini yaitu agar dapat mengetahui struktur histology dan
anatomi sistem integument dan derivatnya.
[1]Fahmi, 2011, “Makalah Sistem Integumen” Blog Fahmi. http://a-my-blogfahmi.
blogspot. com/2011/04/makalah-sistem-integumen.html (01 Juni 2012).
[2]Ibid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit merupakan organ
tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan
organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter
persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa
lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kulit memiliki
fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan
sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh,
produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi
kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.[1]
Kulit terdiri dari lapisan
epidermal dan dermal (korium) dan bertumpu di atas jaringan penyambung
subdermal. Epidermis merupakan suatu epitel berlapis gepeng, yang pada beberapa
bagian tubuh dimodifikasi dengan penambahan lapisan tebal kutikula dan pada
bagian-bagian lain karena perkembangan rambut dan kuku. Korium adalah lapisan
jaringan penyambung padat di mana terdapat berbagai kelenjar kulit dan folikel
rambut. Jaringan subdermal juga berserat, tetapi ia tersusun lebih longgar
daripada korium dan umumnya mengandung sel-sel lemak. Tidak ada rambut yang
tumbuh pada telapak tangan atau telapak kaki. Mereka tertutup dengan kulit
tebal yang terdiri dari dermis dan epidermis atau korium. Pada kulit dari
sebagian besar tubuh, lapisan dasar epidermis meluas ke dalam korium untuk
membentuk folikel-folikel rambut. Ini paling intensif perkembangannya pada
kulit kepala, yang dapat digunakan sebagai contoh kulit berambut.[2]
Kulit dibagi kedalam dua kategori :
1.
Kulit
tebal
Dapat dijumpai pada telapak tangan
dan telapak kaki. Menurut seorang bangsa scot : Henry Faudlus (1880), kulit
dari telapak tangan mempunyai alur yang selalu konstan polanya yang digunakan
dalam dactiloscopy atau ilmu merajah tangan (astrologi).dilihat dari penampang
meintangnya tampak tidak merata karena adanya papilla dermis yang menonjol ke
epidermis. Terbentuknya kulit tebal antara lain :
a.
Mula-mula
terjadi pembelahan mitos pada stratum germinativum.
b.
Dilanjutkan
denga pedorongan sel-sel hasil pembelahan mitosis ini keluar.
c.
Sel-sel
yang terdorong keluar ini akan mengalami proses penandukan (kornivikasi).
d.
Kemudian
sel-sel yang telah mengalami penandukan akan terlepaskan.
2.
Kulit
tipis
Kulit tipis meliput semua permukaan
kulit kecuali pada telapak tangan dan kaki, kulit yang paling tipis terdapat
pada kelopak mata ± 0,5 mm, sedangkan yang tertebal di bagian punggung yaitu ±
5 mm. Pada kulit tipis dapat di jumpai : kelenjar keringat, kelenjar keringat ,
kelenjar lemak atau minyak yang berhubungan dan tidak berhubungan dengan akar
rambut.[3]
Epidermis merupakan bagian
kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit,
karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda
pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya
pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,05
milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis
disebut keratinosit. Tidak ada terdapat pembuluh darah pada epidermis. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding
kapiler dermis ke dalam epidermis.[4]
Kulit jangat atau dermis
menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara
kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit
jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan
antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang
paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit
jangat dibentuk oleh serat-serat, matriksinterfibrilar yang menyerupai
selai dan sel-sel.[5]
[1]Dedi, 2011, “Contoh Makalah Sistem
Integumen” Blog Dedi. http://dedi-ilmukeperawatan.
blogspot.com/2011/12/contoh-makalah-sistem-integumen.html (27 Mei 2012).
[2]Wisnu Gunarso, Dasar-Dasar Histologi, (Jakarta:
Erlangga, 1979), h. 206.
[3]Fahmi, 2011, “Makalah Sistem
Integumen” Blog Fahmi. http://a-my-blogfahmi. blogspot.
com/2011/04/makalah-sistem-integumen.html (27 Mei 2012).
[4]Arthur dan Goddman, Kamus Sains Bergambar, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 125.
[5]Syarifuddin, Anatomi Fisiologi, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2006), h. 135.
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu :
Hari/tanggal : Rabu/ 06 Juni 2012
Pukul
: 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai
II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata – Gowa.
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang
akan digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi.
2.
Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
yaitu bulu ayam, Human skin/ hair insertion,
kuku kucing, kuku manusia, tanduk penyu (Chelonia
sp), telapak kuda, dan tanduk kambing.
C. Prosedur
Kerja
Adapun prosedur
kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Pengamatan
struktur histology folikel rambut
a. Mengamati
penampang melintang/ membujur dari folikel rambut.
b. Memperhatikan
bagian-bagian, yaitu batang rambut, epidermis, kelenjar minyak, merektorus
pilorum, akar rambut, folikel rambut, bulbus rambut, papilla rambut dan matriks
rambut.
2. Pengamatan
struktur anatomi sisik tanduk
a. Mengamati
bagian carapace: pelat-pelat marginal, nukhal, neural, pigal dan pelat-pelat
kostal.
b. Mengamati
plastron: gular, humelar, pectoral, abdominal, femoral dan anai.
c. Menggambar
hasil pengamatan anda.
3. Pengamatan
struktur bulu
a. Mengamati
bagian-bagian buku jenis pulma. Menentukan bagian-bagian kalamus veksilum,
umbilicus inferior, umbilicus superior, rachis, radii dan radioli.
b. Mengamati
jenis-jenis bulu berdasarkan strukturnya (pluma, plumula, dan filopluma).
c. Menggambar
hasil pengamatan anda.
4. Pengamatan
integument dan derivate
a. Mengamati
secara seksama bagian-bagian tori (bantal-bantal kaki) pada berbagai hewan
mamalia (kucing, kera dan kelinci). Menentukan digital tori, integrital tori,
hypotenal torus, dan thenar torus.
b. Mengamati
bagian-bagian telapak kambing, kerbau dan sapi. Menunjukkan unguis, distal
phalanx dan sub unguis.
c. Mengamati
bagian-bagian tanduk pada beberapa hewan pemamah biak, seperti kambing, kerbau,
dan sapi. Menunjukkan epidermal horn, prong dan bony core.
d. Mengamati
bagian-bagain kuku pada manusia, seperti ujung kuku, badan kuku, lunula,
eponychium dan akar kuku.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1.
Pengamatan struktur histology folikel
rambut (Human skin/ Hair insertion)
Keterangan :
1. Epidermis
2.
Arrector
pili muscle
3.
Hair
muscle
4.
Hair
bulb
5.
Hair
papilla
6. Dermis
7.
Hair
shaft
2.
Pengamatan struktur anatomi sisik tanduk
(tanduk penyu)
a. Bagian
Carapace (dorsal)
keterangan:
1. Marginal
(M)
2. Nukhal
(Nu)
3. Costal
(C)
4. Neural
(N)
5. Pigal (P)
b. Bagian
Plastron (ventral)
Keterangan
:
1. Gular
(G)
2. Humeral
(H)
3. Pectoral
(P)
4. Abdominal
(A)
5. Femoral
(F)
6. Anal (A)
3.
Pengamatan pada strktur bulu ayam (bulu
ayam)
a. Pluma
Keterangan :
1. Umbilicus
inferior
2. Ramii
3. Radioli
4. Radii
5. Kalamus
6. Umbilicus
superior
7. Rakhis
(batang bulu)
8. Veksilum
b. Plumula
Keterangan :
1. Veksilum
2. Rachis
(batang bulu)
3. Kalamus
4. Umbilicus
superior
c. Filopluma
Keterangan :
1. Rachis
2. Ramii
3. Radiola
4. Kalamus
5. Veksilum
4.
Pengamatan integument dan derivatnya
(tanduk kambing, tapak kuda, kuku manusia dan kuku kucing)
a. Tanduk
kambing
keterangan :
1. Epidermis
horn
2. Bonny
core
3. Frog
b. Tapak
kuda
Keterangan
:
1. Phalanges
2. Unguis
3. Distal
phalanges
4. Subunguis
Bantalan
kaki kuda
Keterangan
:
1. Unguis
2. Subunguis
3. Frog
c. Kuku
manusia
keterangan
:
1. Ujung
kuku
2. Badan
kuku
3. Lanula
4. Akar
kuku
d. Kuku
kucing
keterangan :
1. Digital
tori
2. Kuku
B. Pembahasan
1. Pengamatan
struktur histology folikel rambut (Human
skin/ Hair insertion)
Proses
pertumbuhan rambut dimulai dengan pembentukan sel-sel baru di bagian akar
rambut. Sel-sel tersebut kemudian membentuk batang yang kemudian tumbuh ke luar
kulit. Saat tumbuh ke luar, sel-sel itu berhenti menyerap nutrisi dan mulai
menghasilkan keratin (sejenis protein). Proses ini dinamai keratinisasi. Saat
keratinisasi, sel-sel rambut pun mati. Bersama keratin, sel-sel mati itu
kemudian membentuk batang rambut. Tidak ada rambut yang tumbuh pada telapak
tangan atau telapak kaki. Mereka tertutup dengan kulit tebal yang terdiri dari
dermis dan epidermis atau korium. Setiap helai rambut memiliki tiga lapisan,
yaitu medula di bagian lembut di tengah, korteks yang melingkari medula dan
merupakan bagian utama rambut, serta kutikula yaitu bagian luar yang keras dan
bertugas melindungi batang rambut. Selain itu, terdapaut juga matriks rambut
yang merupakan sel-sel rambut yang tepat berbatasan dengan papilla rambut. Adapun
bagian-bagian dari folikel rambut yaitu :
a.
Hair
shaft atau
batang rambut adalah bagian rambut yang keluar dari dan berada di atas
permukaan kulit.
b.
Arrector
pili muscle
atau otot arektor pili adalah otot kecil yang menempel di folikel rambut.
c.
Sebaceous
gland atau
kelenjar minyak adalah kelenjar mikroskopis yang berfungsi mengeluarkan sebum
(minyak) dan berfungsi sebagai perlindungan terhadap kuman.
d.
Hair
follicle atau
folikel rambut adalah kantung kecil tempat akar satu helai rambut berada.
e.
Hair
bulb atau bulbus rambut adalah bagian
akar yang menggelembung dan mengandung sel-sel aktif yang membentuk rambut.
f.
Hair
papilla atau
papila rambut adalah bagian yang berada di folikel paling bawah dan bertugas
menerima nutrisi dari folikel. Di sinilah tempat rambut sesungguhnya bertumbuh.
Ketika sel-sel bertambah dan memproduksi keratin untuk mengeraskan strukturnya,
sel-sel itu didorong ke luar folikel dan kemudian muncul di permukaan kulit
sebagai batang rambut.[1]
2. Pengamatan
anatomi sisik tanduk penyu (Chelonia sp)/
kura-kura
a.
Carapace
Pada pengamatan ini yaitu pada
pengamatan sisik tanduk kura-kura yaitu pada bagian carapace (dorsal) terdiri
atas nukhal yang merupakan suatu seri dari pelat-pelat tanduk yang letaknya di
tengah dari depan belakang berturut-turut yang terletak di bagian atas (antara
marginal) berjumlah satu buah. Marginal yang merupakan bagian-bagian yang
menjadi pinggir perisai yang berbentuk segi empat dan berjumlah 22. Kostal yang
terletak diantara neural dan marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang
terletak dibagian belakang di antaraa marginal dan berjumlah dua buah serta
neural yang terletak di tengah dan diantara pelat-pelat konstrak, dibagian
depan juga berbatasan dengan pigal dan neural berjumlah lima.[2]
b. Plastron
Pada pengamatan ini, Plastron (ventral) terdiri atas gular yang
merupakan bagian luar yang paling kecil dan letaknya paling depan dan berjumlah
dua buah. Humeral yang merupakan bagian yang terletak diantara gular dan
pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral yang terletak diantara humeral dan
abdominal serta memiliki jumlah sepasang. Dimana abdominal terletak diantara
pectoral dan femoral yang merupakan bagian yang paling besar dari plastron dan
berjumlah dua buah serta anal yang terletak paling belakang (setelah femoral)
dan berjumlah dua buah.[3]
3. Pengamatan struktur bulu ayam
Pada pengamatan ini terdiri atas 3 macam bulu yaitu :
a. Pluma
Menutupi pada daerah tertentu pada tubuh. Pada
bagian sayap disebut remiges, pada ekor disebut retises. Terdiri atas:
1. Calamus
(quill) adalah tangkai bulu.
2. Rachis (shaft)
adalah lanjutan dari calamus yang menjadi sumbu dari vexillum dan di dalamnya
tidak berongga.
3. Umbilicus
inferior, merupakan lubang pada pangkal calamus.
4. Umbilicus
superior, merupakan lubang di bagian distal calamus yang melanjutkan diri
sebagai sulcus pada rachis. Saat masih muda bulunya kedua umbilicus dilalui
pembuluh darah untuk memberi makanan pada bulu muda tadi.
5. Vexillum
(vane), terbentuk dari barbae yaitu suatu cabang ke arah lateral dari rachis,
tiap barbae mempercabangkan lagi banyak barbulae, menurut arahnya barbulae.[4]
b. Plumula (Down-feather)
Biasanya terdapat pada ayam yang masih muda, atau yang
sedang mengerami telurnya. Plumula mempunyai bagian-bagian seperti calamus
pendek, rachis agak mereduksi, barbae yang panjang dan fleksibel, serta barbulaeyang
pendek. Terdiri atas :
1) Vexillum
(vane), terbentuk dari barbae yaitu suatu cabang ke arah lateral dari rachis,
tiap barbae mempercabangkan lagi banyak barbulae, menurut arahnya barbulae.
2) Rachis
(shaft) adalah lanjutan dari calamus yang menjadi sumbu dari vexillum dan di
dalamnya tidak berongga.
3) Calamus
(quill) adalah tangkai bulu.
4) Umbilicus
inferior, merupakan lubang pada pangkal calamus.
5) Umbilicus
superior, merupakan lubang di bagian distal calamus yang melanjutkan diri
sebagai sulcus pada rachis. Saat masih muda bulunya kedua umbilicus dilalui
pembuluh darah untuk memberi makanan pada bulu muda tadi.[5]
c. Filopluma (Hair-feather).
Fungsinya belum diketahui, berbentuk sebagai rambut yang ujungnya
bercabang-cabang pendek halus, tumbuh dengan jarak yang jarang di seluruh
tubuh, mempunyai tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat beberapa
barbae.[6]
4. Pengamatan integument
dan derivatnya (tanduk kambing, tapak kuda , kuku manusia dan kuku kucing)
a. Tanduk
kambing
Pada pengamatan ini yang diamati
adalah tanduk kambing. Pada pengamatan terdapat epidermal horm, rambut dan bony
core. Epidermal horm adalah Tanduk biasanya memiliki melengkung atau spiral
bentuk, sering dengan pegunungan atau beralur. Tanduk mulai tumbuh segera
setelah lahir, dan terus berkembang sepanjang kehidupan hewan, pertumbuhan
serupa pada bagian lain dari tubuh tidak biasanya disebut tanduk, tapi taji,
cakar atau kuku, tergantung pada bagian tubuh yang mereka terjadi. Kemudian
rambut merupakan turunan dari kulit, terdiri atas batang rambut yaitu bagian
rambut yang tersembul dari permukaan kulit. Akar rambut yaitu bagian rambut
yang terbenam di dalam kulit. Folikel rambut, yaitu epitel yang membungkus akar
rambut. Bulbus rambut adalah bagian akar rambut yang membesar. Matriks rambut
yaitu sel-sel rambut yang tepat berbatasan dengan papilla rambut.[7]
b. Tapak kuda
Pada pengamatan ini, menggunakan
telapak kaki kuda tampak terlihat adanya unguis, subunguis dan frog. Struktur
bagian kaki bawah seekor kuda terdiri atas: ligament (proximinal digital
annular ligament, palmer digital ligament serta suspensory ligament), tendons
(superficial tendons, deep flexor tendons, serta digital extension tendons)
serta tulang (splint bones, canon bones) dan kuku (hoof). Kaki bagian bawah depan
dan belakang memiliki struktur yang sama..[8]
c.
Kuku
manusia
Pada
pengamatan ini yang diamati adalah kuku. Pada percobaan terdapat ujung kuku,
lunula, lempeng kuku dan kutikula. Kuku tersusun atas Protein yang mengeras
disebut keratin. Fungsinya sebagai pelindung ujung jari tangan dan jari kaki.
Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras, cembung ke arah
lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk
dari bahan tanduk yang tidakm mengalami deskuanasi tetapi tumbuh ke arah dorsal
untuk waktu yang tidak terbatas. Lanula atau bilan sabit terletak di poroksimal
LK.[9]
Lunula
merupakan ujung akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang
lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya
sehingga transmisi warna pembuluh darah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK
disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung
kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang
melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku
terdapat sel melanosit.[10]
d.
Kuku
kucing
Pada
pengamatan ini, menggunakan bahan kaki kucing, pada bahan ini terdapat cakar,
bulu, digital tori dan inti digital tori. Tori merupakan nodifikasi dari epidermis
yang terdiri dari serabut-serabut elastis dan lemak. Digital tori ini terletak
tepat dibagian bawah kuku dan berjumlah lima buah. Tori berfungsi untuk
mempermudah gerakan pada mamalia.[11]
[1]Anonim, 2012, “Laporan Struktur Hewan
Sistem Integumen” Blog Anonim. http://goresantangansederhana. blogspot.
com/2012/05/laporan-struktur-hewan-sistem-integumen. html (02 Juni 2012).
[2]Mjumani, 2009, Zoologi Invertebrata, Blog Mjumani. http://mjumani.blogspot.com/
2009/07/zoologi-vertebrata. html (02 Juni 2012).
[3]Ibid.
[4]Mjumani., Loc. cit.
[5]Mjumani., Loc. cit.
[6]Ibid.
[7]Anonim, 2012, “Laporan Struktur Hewan Sistem Integumen” Blog Anonim. http://goresantangansederhana. blogspot.
com/2012/05/laporan-struktur-hewan-sistem-integumen. html (02 Juni 2012).
[8]Ibid.
[9]Ibid.
[10]Anonim,. Loc. cit.
[11]Ibid.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap faktor eksterna
seperti sentuhan, perubahan iklim dan lain-lain. Kulit selain terdiri dari
lapisan epidermis dan dermis dengan masing-masing lapisannya, kulit juga bisa
membentuk modifikasi pada tubuh yang dikenal dengan istilah derivat. Bulu
adalah struktur paling rumit pada Vertebrata. Sebagaimana rambut, kuku dan
sisik, bulu adalah tambahan integumenter; organ kulit yang terbentuk dari
pembiakan terkendali sel biologis dalam epidermis, atau kulit luar, yang menghasilkan
protin keratin. Dalam ilmu zoologi, sisik umumnya merujuk kepada keping-keping
kecil yang kaku, yang tumbuh di kulit binatang sebagai pelindung tubuhnya.
Misalnya pada ikan, kadal atau ular. Kupu-kupu juga memiliki sisik, yakni
keping-keping amat kecil di atas sayapnya, yang mudah rontok dan berfungsi
untuk membentuk pola warna di atas sayap tersebut.Sisik-sisik pada hewan,
secara struktur umumnya merupakan bagian dari sistem integumen, yakni penutup
luar tubuh binatang.
B. Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan untuk praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan lebih teliti dalam
mengamati bahan pengamatan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
keterangan pada gambar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2012. Laporan Struktur Hewan Sistem Integumen.
http://goresantangansederhana.blogspotcom/2012/05/laporan-struktur-hewan-sistem-integumen.
html (Di akses pada 02
Juni 2012).
Arthur dan Goddman. Kamus Pintar Bergambar. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Dedi, 2011. Contoh Makalah Sistem Integumen. http://dedi-ilmukeperawatan.
blogspot.com/2011/12/contoh-makalah-sistem-integumen.html (Di akses pada 27 Mei 2012).
Fahmi, 2011. Makalah Sistem Integumen. http://a-my-blogfahmi. blogspot.
com/2011/04/makalah-sistem-integumen.html (Di akses pada 27 Mei 2012).
Gunarso,
Wisnu. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta:
Erlangga, 1979.
Mjumani, 2009. Zoologi Invertebrata.http://mjumani.blogspot.com/
2009/07/zoologi-vertebrata. html (Di akses pada 02 Juni 2012).
Syarifuddin.
Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku
Kedokteran, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar