BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup dikelompokkan
ke dalam dua kerajaan (kingdom) yakni
kingdom tumbuhan (kingdom plantae)
dan kerajaan hewan (kingdom animalia).
Pengelompokan tersebut didasarkan atas persamaan ciri-ciri atau persamaannya.
Tumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni mempunyai klorofil (zat hijau
daun) dan hewan mempunyai ciri-ciri tersendiri pula yakni dapat bergerak.[1]
Dalam sebuah penelitian ditemukan adanya
beberapa makhluk hidup bersel satu yang sekaligus mempunyai ciri-ciri tumbuhan
dan ciri-ciri hewan (mempunyai klorofil dan dapat bergerak leluasa). Akhirnya
sebagian ahli berpendapat bahwa bahwa makhluk-makhluk hidup ini sebaiknya
dikelompokkan ke dalam kingdom animalia, filum protozoa. Di dalam uraian ini,
kita mengikuti pendapat yang kedua. Protozoa kita masukkan ke dalam kingdom
animalia, kelompok avertebrata.[2]
Oleh karena itu, maka praktikum ini dilakukan untuk organisme-organisme
apa saja yang tergolong dalam Protozoa begitupun dengan bagian-bagian serta
susunan klasifikasinya.
B. Tujuan
Percobaan
Adapun beberapa tujuan dilakukannya
percobaan ini yaitu :
1. Untuk
mengamati organisme yang tergolong Protozoa pada berbagai sumber air yang
tergenang.
2. Untuk
menggambar bagian-bagiannya serta menuliskan susunan klasifikasinya.
C. Manfaat
Percobaan
Adapun manfaat dilakukannya percobaan
ini yaitu agar dapat mengamati organisme yang tergolong Protozoa pada berbagai
sumber air yang tergenang dan juga untuk menggambar bagian-bagiannya serta
menuliskan susunan klasifikasinya.
[1]Abhy Katsu. 2011.” Makalah Protozoa,”Blog Abhy Katsu. http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-protozoa.html (11 Mei
2012)
[2]Ibid
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Potozoa
merupakan sekelompok makhluk yang bersel tunggal, heterogen, meliputi kurang
lebih 50.000 spesies yang telah diberi nama dan 20.000 spesies lainnya telah
berupa fosil. Ribuan spesies telah berhasil dideskripsikan sebagai makhluk yang
hidup bebas dan sebagiannya lagi hidup secara parasit pada hewan lain terutama
hewan tingkat tinggi. Jumlah hewan protozoa dalam suatu tempat sering sangat
menakjubkan, misalnya dalam suatu kolom dapat mencapai jutaan hewan bahkan milyaran.[1]
Protozoa
termasuk mikroorganisme (micros=kecil, organisme=makhluk hidup), besarnya
antara 3 mikron sampai 100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat
berair/tempat basah, bila keadaan jadi kering akan membuat cyste (kristal). Kegiatan hidup dilakukan oleh sel itu sendiri. Di
dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu
misalnya : inti (nukleus), butir inti
(nukleolus), rongga (vacuola), dan mitokondria. Protozoa
hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan konsumen dalam komunitas,
mereka memakan bakteri/mikroorganisme lain/sisa-sisa organisme. Di perairan umumnya
merupakan zoo plankton.[2]
Menurut Mukayat Djarubito Brotowidjojo[3]protozoa
hidup di dalam air tawar, dalam air laut, tanah yang lembab, atau dalam tubuh
hewan yang lain. Protozoa terbagi menjadi 5 kelas, yaitu :
A. Kelas
Sarcodina (Rhizopoda)
Rhizopoda
bergerak dan makan dengan menggunakan pseudopodia
(kaki semu). Hewan-hewan anggota kelas ini bersifat amoeboid, yaitu bentuk
tubuhnya tidak tetap (selalu berubah-ubah) karena aliran protoplasma yang
membentuk pseudopodia (kaki semu). Tidak semua anggota Rhizopoda itu telanjang
seperti amoeba, misalnya Foraminifera
yang tubuhnya berselubung. Foraminifera sebagai fosil sangat berguna untuk
menentukan umur lapisan batu-batuan, jadi penting dalam geologi dan arkeologi.
Beberapa contoh Rhizopoda antara lain : Amoeba
sp, Foraminifera,Radiolaria, dan Nonion (seekor foraminifera).
B. Kelas
Mastigophora (Flagellata)
Hewan-hewan
yang termasuk kelas ini mempunyai satu atau lebih flagela (bulu cambuk). Bentuk
tubuh lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi oleh suatu selaput
yang fleksibel yang disebut pellice, di
sebelah luarnya terdapat selaput plasma. Hidup di air tawar, di laut atau
parasit pada organisme lain/manusia. Contoh hewan anggota kelas ini yaitu Euglena, Volvox, Tripanosoma, dan Trichomonas.
C. Kelas
Infusoria (Ciliata)
Hewan-hewan
anggota kelas ini mmpunyai ciliata (rambut getar) untuk brgerak atau mencari
makan. Hidupnya mandiri atau sebagai komensal dalam saluran pencernaan
herbivora dan sebagainya. Ciliata hidup di air tawar yang banyak mengandung
bakteri atau zat-zat organik. Adapun contoh hewan dari Ciliata antara lain yaitu Paramecium
sp., Balantidium, Didinium, dan Vorticella.
D. Kelas
Sporozoa
Umumnya
hewan-hewan ini tidak mempunyai alat gerak dan hidupnya parasit di dalam darah,
dalam saluran usus, atau dalam jaringan tubuh lainnya. Berbiak dengan spora dan
berlangsung cepat. Penyakit malaria pada manusia dan hewan, penyakit mencret
berdarah pada unggas disebabkan oleh hewan-hewan anggota kelas ini. Contoh
hewan dari kelas ini yaitu : Plasmodium
sp, Babesia dan Theileria.
E. Kelas
Suctoria
Bentuk
muda hewan ini mempunyai cilia yang oleh karena itu beberapa ahli memasukkannya
dalam kelas ciliata. Bentuk dewasanya hidup mandiri, mempunyai tentakel dan
melekat pada sesuatu benda dengan tentakelnya. Beberapa jenis bersifat
parasitis. Tentakel berguna untuk menusuk atau menghisap dan tidak mempunyai
cilia. Cara makannya bersifat holozoik. Reproduksi dengan pembentukan
tunas-tunas. Adapun contoh hewan dari kelas ini yaitu : Acineta dan Ephelota.
Selain itu sebagai
predator, mereka
memangsa uniseluler atau
berserabut ganggang, bakteri, dan mikrofungi. Protozoa
memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di dekomposer link dari
rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan
populasi bakteri dan biomas. Protozoa
dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas,
mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukan atau
"mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang
mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.[4]
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola
dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau
untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda
pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan
yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya.
Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah
menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak
mengandung selulosa atau khitin seperti
pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang
ditandai dengan fleksibilitasektoplasma yang ada
dalam membransel. Beberapa jenis protozoa seperti
Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca.[5]
[1]Maskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata, (Surabaya: Sinar
Wijaya, 1992), h.31.
[2]Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, (Bandung: ALFABETA
cv, 2011), h.05.
[3]Mukayat Djarubito
Brotowidjojo, Zoologi Dasar,(Jakarta:
Erlangga, 1989), h.60.
[5]Intan Dian Husada. 2011. “Sifat
Umum Protozoa,” Blog Intan Dian Husada. http://intandianhusada.blogspot.com/p/protozoa-sifat-umum-protozoa.html
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal : Senin/14 Mei 2012
Pukul
: 13.00 – 15.00 wita
Tempat
: Laboratorium Biologi
Zoologi Lantai Dua
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun
alat yang akan digunakan dalam percobaan yaitu deck glass mikroskop biasa,
pipet pasteur (pipet halus), dan tissue.
2.
Bahan
Adapun
bahan yang akan digunakan dalam percobaan yaitu air comberan (got), air dasar
kolam/aquarium, air sawah, dan lendir.
C. Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini
yaitu :
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Mengambil sampel air
dengan menggunakan pipet, kemudian dengan hati-hati meletakkannya di atas objek
gelas lalu mengamati pada mikroskop (mengusahakan mulai pada perbesar
terkecil).
3.
Setelah mendapatkan
organisme pada berbagai air kemudian memperhatikan perbesaran yang digunakan.
4.
Menggambar organisme
tersebut, mengamati struktur morfologi dan anatomi dari organisme yang
ditemukan, mencatat jenis, perbesaran, atau arah pergerakannya.
5.
Membersihkan meja praktikum sebelum
meninggalkan laboratorium.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Pada air sawah
Paramecium sp (Perbesaran 10 x 0,25)
Keterangan:
1.
Lekuk mulut
2.
Crystome
3.
Cytopharinx
4.
Lubang anal
5.
Mikronukleus
6.
Makronukleus
7.
Vakuola makanan
8.
Vakuola kontraktil
9.
Cilia
2.
Pada air dasar kolam/aquarium
Euglena viridis(Perbesaran 10 x 0,25)
Keterangan
:
1.
Flagel (bulu cambuk)
2.
Bintik mata
3.
Vakuola kontraktil
4.
Kloroplas
5.
Nukleus
6.
Vakuola makanan
7.
Mitokondria
8.
Pelikel
3.
Pada air comberan (air got)
Stylonychia mytilus(Perbesaran 10 x 0,25)
Keterangan
:
1. Frontal
cirri
2. Ventral
cirri
3. Transverse
cirri
4.
Pada air lendir
Spirostomum sp(Perbesaran 10 x 0,25)
Keterangan
:
1. Makronukleus
ovoide
2. Vakuola
3. Makronukleus
moniliforme
4. Peristome
B. Pembahasan
1. Pada
air sawah (Paramecium sp)
a. Morfologi
Paramecium
ini berukuran sekitar 50-350 ɰm.yang telah
memiliki selubung inti (Eukariot). Protista ini memiliki dua inti dalam satu
sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan
kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk
mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem reproduksi
pada protista yaitu secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal),
dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya,
yang bergerak melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah
dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan
masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik
atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk
mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk
mengeluarkan sisa makanan.
b.
Anatomi
Paramecium
memiliki bentuk oval, sandal, bulat di bagian depan / atas dan menunjuk di belakang
/ bawah. Kulitnya tipis dan elastis.Adapun yang menutupi kulit tipis
adalah rambut-rambut kecil banyak, yang disebut silia. Lubang bagian belakang
disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium ditemukan vakuola kontraktil dan
kanal.Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts,
kerongkongan, vakuola makanan, macronucleus dan mikronukleus itu sendiri.
Paramecium sering disebut sepatu animalcules karena bentuknya seperti sepatu.
Reproduksi aseksual biasanya oleh pembelahan
biner melintang, kadang-kadang seksual dengan konjugasi, dan jarang oleh
endomixis, proses nuklir yang melibatkan reorganisasi total DNA organisme
individu. Macronuclear di Paramecium memiliki gen kepadatan tinggi sangat.
macronucleus dapat berisi sampai 800 eksemplar dari setiap gen. Paramecia
berlimpah-limpah di kolam air tawar di seluruh dunia; satu spesies hidup di
perairan laut.
Paramecium memakan mikroorganisme seperti
bakteri, alga, dan ragi.paramecium menggunakan silia untuk menyapu makanan
bersama dengan air ke dalam mulut sel setelah jatuh ke dalam alur lisan.
Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel. Jika ada cukup
makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu, melepaskan diri
dan membentuk vakuola makanan. Vakuola makanan berjalan menuju sel. Lalu
bergerak sepanjang enzim dari sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya.Makanan
dicerna kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan vakuola semakin kecil dan lebih
kecil. Ketika vakuola mencapai pori anal limbah sisa belum dicernakan akan
dihapus.
Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts ketika
mereka mendeteksi makanan, dalam rangka untuk lebih menangkap
mangsanya.Trichocyts ini diisi dengan protiens.Trichocysts juga dapat digunakan
sebagai metode pertahanan diri.Paramecium adalah heterotrophs.bentuk umum
mereka dari mangsanya adalah bakteri. Organisme tunggal memiliki kemampuan
untuk makan sehari 5.000 bakteri.Mereka juga dikenal untuk makan ragi, alga,
dan protozoa kecil ambil.Paramecium mangsanya melalui fagositosis.
c.
Habitat
Habitat dari Paramecium sp yaitu hidup di perairan, biasanya stagnan, air hangat.Spesies Paramecium
bursaria bentuk hubungan simbiotik dengan ganggang hijau.Ganggang ini hidup di
sitoplasma nya.fotosintesis ganggang menyediakan sumber makanan untuk
Paramecium. Beberapa spesies membentuk hubungan dengan bakteri.Mereka tidak
bisa tumbuh di luar organisme ini.Spesies ini mengakuisisi-shock perlawanan
panas ketika terinfeksi obtusa Holospora, yang berkontribusi terhadap gerakan
silia. Paramecium juga dikenal sebagai mangsa untuk Didinium sp.
d.
Klasifikasi
Adapun klasifkasi Paramecium sp yaitu :
Kingdom
: Protista
Filum
: Ciliophora
Class
: Ciliatea
Subkelas
: Rhabdophorina
Ordo
: Peniculida
Subordo
: Hymenostomatida
Family
: Parameciidae
Genus
: Paramecium
Species
: Parameciumsp (Anonim,
2011)
2.
Pada air dasar kolam/aquarium (Euglena viridis)
a.
Morfologi
Euglenoida
memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel
Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing
dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah)
yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Euglena juga memiliki
kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena memasukkan
makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan
yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.
b.
Anatomi
Euglena
memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan satu
pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu
dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk
reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan
biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus
menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi
menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi
euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat
organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat
makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
c.
Habitat
Euglena
berhabitat di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di
kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang.
d.
Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari Euglena viridis adalah sebagai berikut :
Kingdom : Excavata
Divisi : Eugnelophycota
Class : Euglenoidea
Ordo :
Euglenales
Family : Euglenaceae
Genus : Euglena
Species : Euglena viridis (Anonim,
2011)
3.
Pada air comberan (Stylonychia mytilus)
a.
Morfologi
Stylonychia mytilus
merupakan genus dari Ciliata, dan termasuk diantara stichotrichs.. Stylonychia
memilki cilia yang dikelompokkan menjadi membranelles bersama dengan mulut dan
cirri tubuh. Hal ini dibedakan antara lain dengan cirri panjang pada bagian
posterior dan biasanya terdiri dari tiga kelompok. Yang terbesar hanya dapat
dilihat pada pembesaran 25 x sedangkan yang terkecil dapat dilihat pada
pembesaran. Untuk yang dapat dilihat pada pembesaran 450 x merupakan karnivora
dan memangsa protozoa lainnya seperti Uroncentrum.
b.
Anatomi
Stylonychia berbentuk oval jika dilihat
pada bagian atas dan itu berfungsi untuk aktivitas gencarnya dan juga
gerakannya cepat. Seperti halnya dengan Paramecium sp yang memiliki
gerakan yang cepat dan juga genus Ciliata (memiliki rambut pendek seperti
ekstensi). Cilia pada stylonychia sangat khusus dan tidak bebas didistribusikan
melalui tubuhnya.
c.
Habitat
Habitat Stylonychia mytilus biasanya terdapat pada air tawar dan tanah,
ditemukan pada lumut, dan juga diantara partikel sedimen. Selain itu, mereka
juga biasanya berenang di/melalui vegetasi yang membusuk sampah kolam yang
mengambang pada air.
d.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Stylonychia mytilusyaitu :
Kingdom : eukariyota
Divisi : Choromalveolata
Kelas : Spirotrichea
Ordo : Sporadotrichida
Family
: Oxytrichidae
Genus
:
Stylonychia
Species
: Stylonychia mytilus (Anonim,
2011)
4.
Pada air lendir (Spirostomum sp)
a.
Morfologi
Spirostomum sp merupakan genus
dari protista dan juga kelas dari Heterotrichea.Anggota
genus ini sangat kontraktil. Ketika terkejut, Spirostomum ambiguum dapat
kontrak sampai kurang dari setengah panjang diperpanjang dalam waktu 1/200 per
detik (kecepatan kontraksi mirip dengan yang ada pada Vorticella Ciliata). Seperti
kontrak, korteks sel liku dan melebar, dan struktur spiral nya menjadi terlihat.
Mekanisme
kontraktilitas Spirostomum yang pertama kali dipelajari oleh Ernst Haeckel pada
tahun 1873 dan terus menarik perhatian ilmiah.
Spesies tertentu telah terbukti sensitif terhadap keberadaan logam
berat, dan telah digunakan oleh ahli ekologi sebagai indikator kemurnian air.
b.
Anatomi
Ciri-cirinya memanjang, fleksibel dan
juga sangat kontraktil. Meskipun uniseluler, anggota dari beberapa spesies
dapat tumbuh selama 4 mm. Tubuh selnya panjang dan seperti cacing. Penampangnya
seperti silinder tetapi dapat diratakan pada ujung ekornya. Vakuola ekskretoris
posterior besar dan dapat mengisi seluruh “ekor”. Cilia pada sel tubuhnya
pendek dan juga dapat diatur dalam baris membujur. Panjang peristome nya
bervariasi antar spesies dan sekitar ¼ sebanyak 2/3 panjang selnya.
Peristome dibatasi dengan membarn yang
digunakan untuk menyalurkan partikel makanan ke rongga mulut makhluk itu. Para
makronukleus mungkin moniliform (seperti string manik-manik) atau oval tetapi
tergantung pada spesies. Spirotomum bereproduksi dengan pembelahan biner.
Reproduksi mungkin murni aseksual atau mungkin mengikuti konjugasi dimana
individu kawin dengan cara berkumpul dan mentransfer materi genetiknya pada
rantai sitoplasma. Anggota genus sangat kontraktil.
c.
Habitat
Spesies
Spirostomum biasanya ditemukan ada air tawar.
d.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari
Spirostomum sp yaitu :
Kingdom
: Eukaryota
Filum :
Ciliophora
Kelas
: Heterotricha
Famili
: Spirostomidae
Genus
: Spirostomum
Spesies
: Spirostomum sp (Anonim, 2012)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini
yaitu organisme yang tergolong protozoa pada beberapa sampel air yang tergenang
yaitu pada air sawah terdapat Paramecium sp,
pada air dasar kolam/aquarium terdapat Euglena
viridis, pada air comberan/air got terdapat Stylonychia mytilus, dan pada air lendir (yang terdapat pada
wc/kamar mandi) terdapat Spirostomum sp.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan
setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan lebih memperhatikan
kondisi bahan, agar organisme yang diamati lebih banyak
DAFTAR PUSTAKA
Abhy, 2011. Makalah Protozoa. http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah- protozoa.html ( Di akses pada 12 Mei 2012 ).
Anonim, 2011. Sifat Umum Protozoa. http://intandianhusada.blogspot.com/protozoa-sifat-umum-protozoa.html (Di akses pada 11 Mei 2012).
Brotowidjojo,
Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar.
Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin,
Maskoer. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Rusyana,
Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung:
ALFABET, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar