Sabtu, 30 Juni 2012

Laporan Praktikum Taksonomi Invertebrata "Nemathelminthes"


BAB I
PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang
Pada awalnya makhluk  hidup yang ada dibumi dikelompokkan oleh Aristoteles menjadi dua kingdom, yaitu kingdom Plantae (tumbuhan) dan kingdom Animalia (hewan). Dalam pengelompokkan tersebut, hewan hewan dikelompokkan berdasarkan tempat hidupnya (darat, air, udara). Sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan strukturnya (herba, semak,pohon). Semua hewan yang ada di bumi berasal dari hewan-hewan pada zaman Archeozoicum yang hidup di dalam air. Hal ini dapat kita lihat dari fosil-fosil yang dijumpai. Sebagian dari hewan tersebut dalam pengembangannya pindah ke darat, tetapi sebagian lagi tetap berada dalam air.[1]
Pada saat ini para ahli zoologi telah berhasil mendeskripsikan kurang lebih satu juta spesies hewan yang terdapat di muka bumi ini dan kurang lebih 5% mempunyai tulang belakang yang dikenal sebagai Vertebrata.  sisa hewan yang ada 95% merupakan hewan yang tidak bertulang belakang atau Invertebrata. Adapun yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini yaitu agar dapat mengetahui bentuk struktur morfologi dan anatomi dari kelas Nemathelminthes.[2]

B.     Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengamati dan mengetahui struktur morfologi dan anatomi dari organisme yang tergolong Nemathelminthes dan mengklasifikasikannya.

C.     Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu agar dapat mengamati dan mengetahui struktur morfologi dan anatomi dari organisme yang tergolong Nemathelminthes dan mengklasifikasikannya.




[1]Rudi, 2012, “Laporan Praktikum Zoologi Nemathelminthes” Blog Rudi. http://rudibiologi. blogspot.com/2012/03/laporan-prtikum-zoologi-nemathelminthes.html (25 Mei 2012).
[2]Rudi., loc. cit. 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



Nemathelminthes (Yunani; nema = benang: helmin = cacing) dinamakan cacing bulat tak beruas untuk membedakannya dari cacing pipih. Cacing dari Philum ini panjang dan ramping dengan permukaan tubuh halus dan mengkilap. Salah  satu atau kedua ujung meruncing. Kelamin terpisah.Menhasilkan beribu- ribu telur. Filum ini terbagi ke dalam dua kelas, yakni Nematoda, mempunyai usus tetapi tidak mempunyai belalai, dan Acantho cepala, tidak mempunyai usus tapi mempunyai belalai yang berduri. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi Kutikula untuk melindungi dir. Kutikular ini lebih kuat dari cacing parasit yang hidup diinang daripada yang hidup bebas. kutikular berfungsi untuk melindungu diri dari enzina pencernaan inang.[1]
Nemathelminthes memiliki sistem pencernaan yang lengkap, terdiri dari mulut, faring, usus dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior,sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa  Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselon. Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Sistem saraf meliputi cincin sirkunfaringeal yang mengelilingi faring.cincing saraf itu tersusun oleh serabut-serabut saraf dan sel-sel saraf difus. cincin saraf sirkumfararigeal itu berhubungan dengan banyak ganglion subdorsal yang berpasangan. Pada tiap sisi dari cincin saraf terdapat satu pasang ganglion. Pada sisi bawah dari cincin saraf terdapat satu saraf ganglion venteral yang berukuran besar. Masing-masing ganglion mempunyai sel-sel saraf yang  jumlahnya.[2]
Kelas Nematoda yang penting sebagai berikut :
1.    Beberapa jenis cacing askarid
Pada manusia sering ditemukan Ascaris lumbriacoides yang biasa disebut cacing gelang. Marga askarid yang terdapat pada hewan antara lain Ascaris (babi), Ascaridia (unggas), Neoascaris (sapi), Parascaris (kuda), dan Toxascaris (anjing). Semua cacing askarid itu diesius, dan pembuahan terjadi internal setelah kopulasi. Telur yang mengandung embrio keluar bersama feses dan tumbuh menjadi larva stadium kedua yang efektif.
2.    Cacing kait
Cacing kait pada herbivora adalah Bunostomum, cacing kait pada manusia adalah Ancyslostoma. Kait terdapat dalam bursa genital cacing jantan dan dalam mulut cacing jantan dan betina. Telur keluar bersama tinja, belum sebagai embrio (masih stadium morula), lalu tumbuh menjadi L1, L2 dan L3 yang efektif di tanah yang basah.
3.    Trichinella
Sebagai kista, cacing ini terdapat di antara serabut-serabut otot bergaris dari hewan pemakan daging dan monivora. Jika inang memakan daging tersebut, maka didalam usus tumbuh kista yang tumbuh menjadi cacing dewasa.
4.    Cacing rambut
Yang termasuk cacing rambut adalah Gordius yang oleh beberapa ahli dimasukkan menjadi filum Nematomorpha. Cacing ini sangat kecil dibandingkan ukuran panjangnya.[3]
Alat reproduksi jantan terdiri atas testis dengan saluran berbentuk benang kusut, kemudian saluran vas deferens yang menuju ke vesikula seminalis dan berakhir pada saluran ejakulasi (ejaculatory duct). Alat reproduksi betina tekenal dengan bentuk Y. Tiap- tiap cabangnya terdiri atas ovari dan saluran berbentuk benang kemudian bersambung dengan uterus. Selanjutnya kedua uterus bersambung menjadi satu membentuk saluran dengan otot dan bermuara pada vagina. Sekitar vagina terdapat vulva. pembuahan sel telur terjadi didalm uterus. Dalam uterus telur dapat mencapai 27 juta dan tiap-tiap cacing menghasilkan 2000.000 telur. Telur akan keluar bersama-sama dengan faeces hospes.[4]
Cacing ascaris tidak mempunyai alat respirasi.respirasi dilakukan secara anaerob. Energi diperoleh dengan mengubah gligoken menjadi CO2 dan asam lemak yang dieksresikan melalui kutikula. Namun sebenarnya  arcaris dapat mengkomsumsi
oksigen kalau dilingkungannya tersedia.jika oksigen tersediah, gas itu daiambil oleh hemoglobin yang ada didalam dinding tubuh dan cairan  pseudosel. Nematoda kebanyakan hidup di dalam tanah atau air dengan bebas. Tapi ada juga yang bersifat parasit baik pada hewan-hewan maupun tanaman. Hewan-hewan hospes cacing ini adalah Annelia, Arthropoda, dan Mollusca. Disamping itu ada spesies tertentu yang hidup dalam intestinum, dalam darah atau dalam organ-organ lain dalam tubuh hewan, terutama Vertebrata.[5]





[1]Maskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1992), h. 149.

[2]Rudi, 2012, “Laporan Praktikum Zoologi Nemathelminthes” Blog Rudi. http://rudibiologi. blogspot.com/2012/03/laporan-prtikum-zoologi-nemathelminthes.html (26 Mei 2012).

[3]Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 88.

[4]Amin Tabin, 2010, “Filum Nemathelminthes” Blog Amin Tabin. http://amintabin.blogspot. com/2010/01/filum-nemathelminthes.html (26 Mei 2012).

[5]Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 74. 


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A.  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal            : Senin/04 Juni 2012
Pukul                      : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat                   : Laboratorium Zoologi Lantai II
                                 Fakultas Sains dan Teknologi
                                 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                                 Samata – Gowa

B.  Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu lup, papan seksi dan pinset.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Ascaris Lumbricoides.


C.     Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
1.      Mengambil cacing pada tempat penjagalan ataupun dari manusia yang terinfeksi, memasukkan kedalam larutan fisiologis.
2.      Mengamati tubuh cacing ini yang tertutup dengan kutikula yang licin, dengan garis-garis melingkar yang sangat halus. Mengamati bagian anterior, dorsal maupun ventral dengan menggunakan mikroskop stereo. Pada jantan, anus terdapat di dekat ujung posterior, bersatu dengan lubang genital. Pada bagian ini, terdapat sepasang spikula, yakni alat untuk kopulasi, sedangkan pada betina anus terdapat di dekat ujung posterior, lubang genitalnya atau vulva terdapat pada bagain ventral kira-kira sepertiga bagian tubuh dari depan.












BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan 
a.       Morfologi Ascaris Lumbricoides.
keterangan :
1.      Mulut
2.      Esofagus
3.      Usus halus
4.      Anus








 



b.      Anatomi  Ascaris Lumbricoides
Keterangan :
1.      Psuedocoelom
2.      Cuticle
3.      Anus
4.      Reproductive pore
5.      Ovary
6.      Saraf cincin
 7.      Retracted piercing device
8.      Mulut
9.      Faring
10.  Usus halus

B.     Pembahasan  
1.      Morfologi
Pada pengamatan ini, Ascaris lumbricoides mempunyai tubuh yang panjang, berbentuk silinder, dan runcing pada kedua ujungnya. Permukaaan tubuh pada umumnya tidak berwarna. Kutikula berwarna putih kekuningan. Permukaan tubuh tertutup oleh kutikula yang halus, elastis, liat membentuk garis-garis melintang sehingga menampakkan ruas-ruas semua pada tubuh cacing. Memeliki tiga buah bibir, satu dibagian dorsal dan dua di ventrolateral. Di dekat ujung postenior terdapat anus dengan bibir yang tebal. Di belakang bibir terdapat sebauh lubang eksresi yang terletak pada bagian midventral.[1]
2.      Anatomi
Pada Ascaris lumbricoides, mulut berlanjut pada faring atau esofagus yang berbentuk silindris. Faring berlanjut dengan intestin yang merupakan saluran pencernaan bagian tengah. Intestin itu berbentuk pipih dorsoventral dan berdiding tipis. Ovarinya berjumlah dua berbentuk benang  yang menggulung. Ovari mempunyai saluran telur (oviduk) yang berukuran lebih lebar. Oviduk menuju ke uterus yangterle  dindingya berotot. Kedua uterus bergabung dan bermuara pada vagina lubang vagina atau vulva  terletak pada sepertiga bagian tubuh dari arah anterior.
a.       Reproduksi
Alat reproduksi jantan terdiri dari testis dengan saluran berbentuk benang kusut, kemudian saluran vas deferens yang menuju ke vesikula seminalis dan berakhir pada saluran ejakulasi, alat reproduksi betina terkenal dengan bentuk Y. Tiap-tiap cabangnya terdiri atas ovari dan saluran berbentuk benang kemudian bersambung dengan uterus. Selanjutnya kedua uterus   bersambung menjadi satu membentuk salurn dengan otot dan bermuara pada vagina. Pembuahan sel telur terjadi di dalam uterus. Di dalam telur dapat mencapai 27 juta dan tiap-tiap hari cacing ascaris menghasilkan 200.000 telur.
b.      Pernapasan
Cacing Ascaris tidak mempunyai alat respirasi. Respirasi dilakukan secara an-aerob. Energi didapat dengan cara mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam lemak yang dieksresikan melalui kutikula.
c.       Pencernaan
Faring atau esofagus merupakan saluran pencernaan depan. Faring berlanjut dengan itnestin yang merupakan saluran pencernaan bagian tengah. Makanan diserpa oleh taring. Sel-sel kelenjar dari taring menghasilkan enzim dan intestinnya menyerap makanan serta melaksanakan pencernaan secara intraseluler. Kelebihan makanan disipang sebagai cadangan glikogen dan lemah di dalam intestin, otot dan epidermis.[2]
3.      Habitat
Merupakan cacing yang bersifat endoparasit di dalam usus halus manusia. Cacing hidup bebas dalam rongga usus. Ascaris limbricoides merupakan farietas yang hidup pada usus babi dapat menginfeksi manusia, tetapi infeksinya akan hilang setelah 1-2 bulan.[3]
4.      Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ascaris lumbricoides adalah sebagai berikut :
Kingdom   : Animalia
Pylum        : Nemathelminthes
Class          : Nematoda
Ordo          : Ascaroida
Family       : Ascaridae 
Genus        : Ascaris
Spesies      : Ascaris lumbricoides (Anonim, 2012)








[1]Rudi, 2012, “Laporan Praktikum Zoologi Nemathelminthes” Blog Rudi. http://rudibiologi. blogspot.com/2012/03/laporan-prtikum-zoologi-nemathelminthes.html (25 Mei 2012).
[2]Rudi., Log. cit.
[3]Rudi., Log. cit.

BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu organisme yang tergolong dalam spesies dari phylum Nemathelminthes adalah Ascaris lumbricoides atau biasa disebut cacing perut yang termasuk dalam kelas Nematoda. Ascaris memiliki beberapa bagian tubuh yaitu otak, mata, faring, mulut, usus halus, ventrolateral nerve dan saraf kuping. Ascaris lumbricoides tergolong dalam kelas Nematoda, yaitu salah satu keelas dari Phylum Nemathelminthes.

B.  Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan lebih memperhatikan kondisi bahan, agar organisme yang diamati lebih banyak.


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Rudi, 2012. Laporan Praktikum Zoologi Nemathelminthes.http://rudibiologi. blogspot.com/2012/03/laporan-prtikum-zoologi-nemathelminthes.html(Di akses pada 26 Mei 2012).
Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.
Amin, 2010. Filum Nemathelminthes. http://amintabin.blogspot. com/2010/01/filum-nemathelminthes.html (Di akses pada 26 Mei 2012).





1 komentar:

  1. Numpang promosi!!!!
    Ayo gabung,, untuk pengguna android!!!!
    Ada aplikasi Android baru ini agan-agan!!! Dan juga sangat bermanfaat sebagai penghasilan sampingan dengan kode update yang baru.

    Ada bukti PO-nya juga lho!!! Search di google.com
    Adek
    Langsung aja :
    1. Download aplikasi "WHAFF REWARD" langsung dari hp android kamu di playstore dan kemudian instal terus di jalankan.
    2. Tunggu hingga muncul gambar.
    Nb: jika ada tulisan koneksi error muat ulang kembali.
    3. Setelah itu pilih tulisan masuk, ada di bagian atas kanan dari app tersebut.
    4. Masuk atau login menggunakan "facebook" langsung di oke.
    5. Pastikan ada tulisan "enter invite code" masukkan kode terbaru dan ter update "BA82665" (tanpa tanda petik) selanjutnya tekan oke.
    Nb: jika tidak masukkan kode di atas tidak akan langsung mendapatkan $0,30
    6. Akun langsung mendapat $0,30, bisa di cek di pojok kanan atas.

    Ayo buruan gabung.!!!
    Terbukti membayar
    Jangan lupa kodenya yang paling baru "BA82665" tanpa tanda petik.

    BalasHapus