BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tubuh manusia maupun hewan lain
seperti yang telah kita ketahui memiliki struktur yang kompleks dimana tubuh
manusia tersusun atas jaringan-jaringan dasar. Keempat tipe jaringan dasar itu
antara lain yakni jaringan epitel, jaringan ikat, otot, dan jaringan
saraf. Selain itu, tubuh manusia juga didukung oleh sistem rangka. Sistem
inilah yang menyokong tubuh, termasuk jaringan dasar penyusun tubuh manusia.
Peranannya sangat vital bagi tubuh manusia. Rangka pada makhluk hidup memiliki
peranan yang sangat penting, diantaranya menyokong tubuh, memberi bentuk pada
bangunan tubuh, sebagai alat gerak pasif, dan yang paling penting adalah
melindungi organ-organ vital lainnya, seperti tengkorak yang melindungi otak
dan ruas-ruas tulang rusuk yang melindungi paru-paru, dan seterusnya.[1]
Sistem rangka sebagai alat gerak
pasif mempunyai peranan yang sangat penting, maka sangat perlu sistem ini untuk
diketahui struktur, susunan, maupun letaknya. Percobaan sistem rangka dilakukan
karena sistem rangka merupakan salah satu bagian yang sangat penting. Sistem
rangka adalah suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari
tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Dari pengertian inilah kita dapat menyimpulkan bahwa tiap organisme memiliki
sistem rangka yang berfungsi untuk melindungi dan menyokong tubuh suatu
organisme. Akan tetapi penyusun sistem rangka organisme yang berbeda tentunya
berbeda pula. Hal ini tergantung pada letak dan fungsi dari rangka-rangka yang
menyusun tubuh suatu organisme.[2]
Adapun hal yang melatarbelakangi praktikum ini
yaitu untuk untuk mempelajari struktur histology dari sistem rangka manusia.
Untuk memahami secara lebih mendalam mengenai sistem rangka manusia maka
dilakukanlah percobaan ini.
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada percobaan ini
yaitu untuk mempelajari struktur histology dari sistem rangka manusia.
C. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat pada percobaan ini
yaitu memgetahui struktur histology dari sistem rangka manusia.
[1]Nature, 2012, “Laporan Fiswan Sistem
Rangka” Blog Nature. http://naturelovers-biomuli.
blogspot.com/2012/05/laporan-fiswan-sistem-rangka.html (09 Juni 2012).
[2]Nature., loc. cit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem
rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari
tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton,
dan endoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja,
dermis saja, atau keduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis berasal
dari jaringan subdermal, yaitu endoskeleton tulang, endoskeleton rawan dan
korda. Eksoskeleton ummnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada vertebrata
lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton umumnya dijumpai pada hewan
veretebrata.
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,
internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka
hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya
karena tidak adanya struktur penunjang.[1]
Sistem
rangka (skelet), fungsi utama memperkuat tubuh serta melindungi bagian-bagian
yang lemah dari tubuh. Pada invertebrata, dikenal adanya kerangka luar atau
eksoskelet seperti pada spons memiliki spikula, siput memiliki cangkang, dan
serangga memiliki kerangka luar yang beruas-ruas. Pada vertebrata, secara garis
besar rangkanya dibedakan: (a) skelet aksial, meliputi ruas-ruas tulang
belakang dan tengkorak, (b) skelet appendikular, meliputi gelang bahu dengan
anggota gerak depan, dan gelang pinggul dengan anggota gerak belakang. Tulang
terdiri atas sel-sel (osteosit, osteoblas dan osteoklas) dan matriks ekstra
selluler yang tersusun dari serat-serat kolagen
organic yang tertanam pada substansi dasar dan garam-garam anorganik tulang
seperti fosfor dan kalsium.[2]
Klasifikasi
tulang menurut bentuknya terbagi atas:
1. Tulang
panjang, yaitu tulang yang berbentuk
silindris, yang terdiri dari diafisis
dan epifisis yang berfungsi untuk
menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan.
2. Tulang
pendek, yaitu tulang yang berstruktur
kuboid yang biasanya ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan
kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas.
3. Tulang
pipih, yaitu tulang yang strukturnya
mirip lempeng yang berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk
perlekatan otot dan memberikan perlindungan.
4. Tulang ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan
struktur tulang yang sama dengan tulang pendek.
5. Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi
persendian yang bersendian yang bersambungan dengan kartilago, ligament, atau
tulang lainnya.[3]
Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat
otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan
skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong
lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali
dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya.
Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang
palatina[4]
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium
sempurna, organ pembau dan kapsul optic tergabung menjadi satu. Eksoskeleton ostracodermi
mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit Elasmobrachii yang merupakan mantel
keras seperti email pada gigi Verterata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa
lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago palate
quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang
atas dan rahang bawah. Ikan hiu dan ikan pari, rahangnya bersendi pada tulang
ke posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung insang ke 2.[5]
Skeleton
Aves bila dibandingkan dengan Reptilia
dan Mamalia merupakan tulang yang berongga dan ringan. Hal ini merupakan
modifikasi untuk terbang. Aves adalah bipedal. Tulang tempurungnya pada hewan
yang masih muda terpisah satu dengan lainnya; setelah tua bersenyawa menjadi
satu . tulang tempurung kepala terdiri atas kotak otak yang bulat, rongga mata
dan rahang (Maxilla) yang terproyeksi
ke luar sebagai paruh, rahang bawah (Mandibula)
bersendi dengan quadrat yang mudah digerakkan. Persendian antara tulang kepala
dan leher dengan sebuah sistem condyl (condylus
occipitalis).[6]
[1]Nature, 2012, “Laporan Fiswan Sistem
Rangka” Blog Nature. http://naturelovers-biomuli.
blogspot.com/2012/05/laporan-fiswan-sistem-rangka.html (09 Juni 2012).
[2]Dedi, 2011, “Contoh Makalah Sistem
Rangka” Blog Dedi. http://dedi-ilmukeperawatan.
blogspot.com/2011/12/contoh-makalah-sistem-rangka.html (27 Mei 2012).
[3]Syarifuddin, Anatomi Fisiologi
(Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2006), h. 145.
[4]Wisnu Gunarso, Dasar-Dasar Histologi (Jakarta:
Erlangga, 1979), h. 215.
[5]Fahmi, 2011, “Makalah Sistem Rangka” Blog Fahmi. http://a-my-blogfahmi.blogspot. com/2011/04/makalah-sistem-rangka.html
(27 Mei 2012).
[6]Arthur dan Goddman,
Kamus Sains Bergambar (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 135.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu :
Hari/tanggal : Rabu/ 13 Juni 2012
Pukul
: 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai
II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata – Gowa.
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang
akan digunakan pada percobaan ini yaitu kertas HVS dan alat tulis.
2. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
yaitu alat peraga manusia yang meliputi tulang anggota badan, tulang
ekstrimitas atas dan eksrimitas bawah, tulang tempurung kepala dan tulang
wajah.
C. Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja pada
percobaan ini yaitu :
1.
Pengamatan tulang-tulang penyusun
tengkorak
a. Mengamati
tulang tempurung kepala seperti Os
frontal, Os pariental, Os occipital, Os spinoidal dan Os temporal.
b. Mengamati
tulang wajah seperti Maksilla, Mandibula,
Os zigomaticum, Os nasale, Os lacrimale, dan Os vomer.
2.
Pengamatan tulang-tulang penyusun
anggota badan
a. Mengamati
tulang belakang seperti Vertebra
cervicales, Vertebra toracales, Vetebra lumbalis, Os sacrum dan Os cocigrus.
b. Mengamati
tulang dada seperti Mandibrium sterni,
menagamati pula tulang rusuk seperti Costa vera, Costa spuria, dan Costa flectuantes.
3.
Pengamatan tulang anggota gerak
a. Mengamati
tulang anggota gerak bagian atas yang terdiri atas Scapula, Clavicula, Humerus, Ulna, Radius, Os carpal, Metacarpal, dan
Phalanges.
b. Mengamati
tulang anggota gerak bagian bawah yang terdiri dari Ilium, Iscium, Pubis, Femur, Patella tibia, Fibula, Tarsal, Metatarsal,
Calcaneus dan Phalanges.
c. Menggambar
hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Rangka
tubuh manusia
Keterangan:
1.
Os parietal (ubun-ubun)
2.
Os frontal (tulang dahi)
3.
Os zigomatikum (tulang pipih)
4.
Maksilla (rahang atas)
5.
Klavikula (tulang bahu)
6.
Sternum (tulang dada)
7.
Costa vera (tulang rusuk
sejati)
8.
Costa vuria (tulang rusuk
palsu)
9.
Costa fluctuates (tulang rusuk
melayang)
10.
Illium (tulang
panggul)
11.
Ischium (tulang
panggul)
12.
Koksi (tulang ekor)
13.
Os pubis (tulang
kemaluan)
14.
Metatarsal (telapak kaki)
15.
Phalanges (jari-jari)
16.
Tarsal (pergelangan
kaki)
17.
Tibia (tungkai bawah)
18.
Patella (tulang lutut)
19.
Femur (paha)
20.
Phalanges (jari-jari)
21.
Metacarpal (telapak
tangan)
22.
Carpal (tangan)
23.
Ulna (tulang hasta)
24.
Radius (tulang
pengumpil)
25.
Vertebrae
lumbalis
(tulang pinggang)
26.
Prosesus
hipoideus
(lengan)
27.
Humerus (tulang panjang
pada lengan atas)
28.
Vertebrae
servikalis
(tulang leher)
29.
Mandibula (tulang rahang
bawah)
30.
Os nasal (tulang hidung)
31.
Os temporal (tulang pelipis)
32.
Os etmoid (tulang mata)
2.
Tulang
tempurung kepala (Kranium)
Keterangan
:
1. Os pariental
(tulang ubun-ubun)
2. Os frontal
(tulang dahi)
3. Os lacrimal
(tulang air mata)
4. Os nasal
(tulang hidung)
5. Maksilla (tulang
rahang atas)
6. Mandibula
(tulang rahang bawah)
7. Os temporal
(tulang pelipis)
8. Os
zigomatikum (tulang pipi)
9. Os oksipital
(tulang belakang tengkorak)
3. Tulang
wajah
Keterangan
:
1. Os parietal
(tulang ubun-ubun)
2. Os temporal
(tulang pelipis)
3. Vomer (sekat
hidung)
4. Mandibula
(tulang rahang bawah)
5. Maksilla
(tulang rahang atas)
6. Os zigomatikum
(tulang pipi)
7. Os nasal
(tulang hidung)
8. Os lacrimal
(tulang air mata)
9. Os frontal
(tulang dahi)
4. Tulang
eksrimitas atas
Keterangan
:
1.
Scapula
(tulang berbentuk pipih)
2.
Ulna
(tulang
hasta)
3.
Carpal
(tulang tangan)
4.
Metacarpal
(tulang
telapak tangan)
5.
Phalanges
(jari-jari)
6.
Radius
(tulang
pengumpil)
7.
Humerus
(tulang
panjang)
5. Tulang
eksrimitas bawah
Keterangan
:
1. Femur
(tulang paha)
2. Patella (tulang
lutut)
3. Fibula (tulang
tangkai bawah)
4. Tarsal (pergelangan
kaki)
5. Metatarsal
(tulang telapak kaki)
6. Phalanges
(jari-jari)
7. Tibia
(betis)
8. Os pubis
(tulang kemaluan)
B. Pembahasan
1.
Pengamatan sistem rangka tubuh manusia
Pada
pengamatan pertama, kita mengamati rangka manusia. Yang diamati adalah tulang-tulang penyusun tempurung
kepala, tulang penyusun anggota badan, tulang belakang, ekstremitas superior,
dan ekstremitas inferior. Pada tulang tengkorak terdiri atas os frontal, os ethomoidal, os nasal, os spenoidal yaitu berdekatan dengan
tulang rongga mata, seperti tulang baji, palatinum (tulang langit-langit) yaitu
menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut, os lacrimal yaitu sekat tulang pipi atau
tulang kelenjar air mata, os zigomaticum
yaitu tulang pipi, os maxilla yaitu
menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit, os mandibula yaitu menempel pada tulang tengkorak bagian temporal,
os oxipeta yaitu daerah belakang dari tengkorak, os temporal yaitu tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga,
bagian os parietal yaitu tulang dahi
dan bagian ethmoid yaitu tulang yang
menyusun rongga hidung. Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya melindungi
jantung dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan
membantu pernapasan. Ruas-ruas tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang
dengan bentuk tidak beraturan. Ke 33 buah tulang tersebut terbagi atas 5 bagian
yaitu:
a.
Columna cervicalis : 7 buah
Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama dari
tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau
poros. bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
b.
Columna thoracalis :
12 buah
Dua belas
ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung pada
bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk. Tulang rusuk
berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada membentuk
rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas
tiga bagian yaitu: Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang
rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang
sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan
tulang rawan. Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang.
c.
Columna lumbalis :
5 buah
Lima ruas
berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebih besar
dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar
berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
d.
Columna
sacralis : 5 buah
Lima ruas
tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak dibawah
ruas-ruas tulang pinggang.
e.
Columna coccigialis :
4 buah
Lima ruas
tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak dibawah
ruas-ruas tulang pinggang.[1]
Tulang
dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri dan
kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk,
tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah
besar dari kerusakan. Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu: tulang hulu /
manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang
rusuk yang pertama dan kedua. Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk
ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
Tulang taju pedang / xiphoid process,
terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang
rawan.[2]
Untuk
tulang penyusun anggota badan terdapat bagian-bagian berupa os clavicula, os manubrium, os corpus
sterni, os prosessus xypodeus, os illium, os ischium, os pubicum,os costa
fluktuantes os costa spuria, dan os
costa vera. Pada ekstremitas superior terdiri atas bagian-bagian yaitu : os
humerus/ tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung
atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah
memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna, os ulna radius/ pengumpil dan hasta. Tulang ulna
berukuran lebih besar dibandingkan radius,
dan melekat dengan kuat di humerus.
Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah
dibandingkan ulna, os carpal/ pergelangan tangan. tersusun
atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen, os metacarpal/ telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada
bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (phalanges),
os phalanges/ (tulang jari-jari).
tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang,
kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah, distal phalanges, medial
phalanges, proksimal phalanges, prosessus stiloideus ulna, tuberositas radi,
dan trochlea humeri.[3]
Sedangkan
pada ekstremitas inferior terdiri atas os
femur/ tulang paha yaitu termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai
dari gelang panggul sampai ke lutut., os
patella/ tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia,
bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan
kekuatan pada tendon yang membentuk lutut, os
tibia dan os fibula/ tulang
kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung
berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar
dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat
tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot. Os tarsal/tulang pergelangan kaki.
Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah
tulang tumit. Os metatarsal/tulang
telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar. Os phalanges/ tulang jari-jari tangan.
Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang., os calcaneus, os maleolus lateral, dan maleolus medial.[4]
2. Pengamatan tulang tempurung kepala
Tengkorak
tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut
meliputi:
a.
Os frontal
Tulang
frontal merupakan tulang kranial yang berada di sisi anterior, berbatasan
dengan tulang parietal melalui sutura koronalis. Pada tulang frontal ini
terdapat suatu sinus (rongga) yang disebut sinus frontalis, yang terhubung
dengan rongga hidung.
b.
Os temporal
Terdapat
dua tulang temporal di setiap sisi lateral tengkorak. Antara tulang
temporal dan tulang parietal dibatasi oleh sutura skuamosa. Persambungan antara
tulang temporal dan tulang zigomatikum disebut sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus mastoid (suatu penonjolan di belakang saluran telinga) dan
meatus akustikus eksternus (liang
telinga).
c. Tulang
parietal
Terdapat
dua tulang parietal, yang dipisahkan satu sama lain melalui sutura sagitalis.
Sedangkan sutura skuamosa memisahkan tulang parietal dan tulang temporal.
d. Tulang
oksipital
Tulang
oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang tengkorak. Antara
tulang oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh sutura lambdoid. Di dasar
tulang oksipital terdapat foramen magnum, suatu foramen yang menghubungkan otak
dan medula spinalis. Di sisi foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan
yang menghubungkan oksipital dengan tulang atlas (C1).
e. Tulang
sphenoid
Tulang
sphenoid merupakan tulang yang membentang dari sisi fronto-parieto-temporal
yang satu ke sisi yang lain. Secara umum tulang sphenoid dibagi menjadi greater
wing dan lesser wing, di mana greater wing berada lebih lateral dibanding
lesser wing. Kanalis optikus dibentuk oleh tulang ini (lesser wing). Selain itu
terdapat juga sella turcica (yang melindungi kelenjar hipofisis) dan sinus
sphenoid (suatu sinus yang membuka ke rongga hidung).
f. Tulang
ethmoid
Tulang
ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal dan lakrimal.
Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah crista galli (proyeksi superior
untuk perlekatan meninges), cribriform plate (dasar crista galli, dengan
foramen olfaktori yang melewatkan nervus olfaktori), perpendicular plate
(bagian dari nasal septum) dan konka. Selain itu terdapat juga sinus ethmoid,
yang membuka ke rongga hidung.[5]
Sedangkan tulang wajah meliputi:
a.
Os mandibula
Mandibula merupakan tulang rahang bawah,
yang berartikulasi dengan tulang temporal melalui prosesus kondilar.
b.
Os maksilla
Tulang
maksila merupakan tulang rahang atas.
Maksilla meliputi antara lain prosesus palatin yang membentuk bagian anterior
palatum dan prosesus alveolar yang memegang gigi bagian atas.
c.
Os nasal
Tulang
nasal merupakan tulang yang membentuk
jembatan pada hidung dan berbatasan dengan tulang maksila.
d.
Os lacrimal
Tulang
lacrimal merupakan tulang yang
berbatasan dengan tulang ethmoid dan tulang maksila, berhubungan duktus
nasolakrimal sebagai saluran air mata.
e.
Os zigomatikum
Tulang
zigomatikum merupakan tulang pipi,
yang berartikulasi dengan tulang frontal, temporal dan maksila.
f. Tulang
palatin
Tulang
palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior palatum.
g. Tulang
vomer
Tulang
vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).[6]
3. Pengamatan
tulang wajah
Tulang
wajah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang melindungi bagian wajah yang
terdiri atas parietal yang merupakan ubun-ubun, dimana parietal dipisahkan satu
sama lain melalui sutura segitalis. Temporal yang merupakan dua tulang dari
setiap sisi lateral tengkorak. Vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung). Mandibula merupakan tulang rahang yang
berartikulasi dengan tulang temporal melalui prosesus kondiler. Maksilla
merupakan tulang rahang atas. Os
zigomatikum merupakan tulang pipi yang berartikulasi dengan tulang frontal, temporal dan maksilla. Os nasal yang merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung
dan berbatasan dengan tulang etmoid. Os
lacrimal yang merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang etmoid dan
tulang maksilla, berhubungan dectus nasolakrimal, sebagai saluran air
mata. Frontal yang merupakan tulang
cranial yang berada disisi anterior dan berbatasan dengan tulang parietal
melalui saluran koronalis.[7]
4. Tulang
eksrimitas atas
Pada
pengamatan ini, tulang eksrimitas atas terdiri atas bagian-bagian yaitu scapula yang merupakan tulang yang
terletak disebelah posterior ujung kostal dan berbetuk pipih seperti segitiga. Ulna merupakan tulang tulang yang
terletak disis medial pada posisi anatomis. Carpal
yang terdiri dari 8 tulang pendek yang berartukulasi dengan ujung distal ulna dan radius serta dengan ujung proksimal dari tulang metacarpal. Metacarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat dipergelangan tangan
dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang carpal. Phalanges merupakan tulang-tulang jari. Radius yang merupakan tulang lengan bawah yang terletak disisi
lateral pada posisi anatomis. Humerus
yang merupakan tulang panjang pada lengan atas yang berhubungan dengan akapula
melalui fossa glenoid.[8]
5. Pengamatan
tulang eksrimitas bawah
Tulang
eksrimitas bawah adalah tulang yang membantu pergerakan dengan cara memberikan
sesuatu yang kuat dan tegaar pada otot untuk bekerja melawannya. Tulang
eksrimitas bawah terdiri atas femur
yang merupakan tulang betis. Patella
merupakan tulang yang terdapat di persendian lutut. Fibula merupakan merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih
lateral dibandingkan dengan tibia. Tarsal
yang merupakan bagian 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia. Metatarsal yang
merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan
tulang phalanges di distal. Phalanges
yang merupakan tulang jari-jari kaki. Tibia
merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Pelvis yang merupakan sepasang
tulang panggul yang merupakan tulang pipi.[9]
[1]“Anatomi Sistem Rangka”, Sectiocadaveris. http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-sistem-rangka/ (13 Juni 2012).
[2]Ibid.
[3]Sectiocadaveris,. Loc. cit.
[4]Sectiocadaveris., loc. cit.
[5]Sectiocadaveris., loc. cit.
[6]Sectiocadaveris., loc. cit.
[7]Sectiocadaveris,. Loc. cit.
[8]Ibid.
[9]Sectiocadaveris., loc. cit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka sumbu (rangka
aksial) dan rangka anggota (rangka appendikular). Rangka aksial meliputi
tengkorak (kranium), tulang belakang (kolumna vertebralis), tulang rusuk
(kosta), dan tulang dada (sternum). Rangka anggota meliputi gelang bahu (gelang
pektoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang pinggul (gelang pelvik)
dengan rangka anggota belakang. Pada rangka tengkorak terdiri atas tengkorak
tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi
tulang frontal, tulang parietal, tulang oksipital, tulang sphenoid, dan tulang
ethmoid, sedangkan pada tulang wajah terdiri atas tulang mandibula, tulang
maksilla, tulang nasal, tulang zigomatikum, tulang palatin, dan tulang vomer.
Pada rangka dada terdiri atas tulang scapula, tulang klavikula, tulang sternum,
dan tulang-tulang kostal.
B. Saran
Adapun saran yang dapat
saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan
memperhatikan betul bagian-bagian dari system rangka yang diamati.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2012. Anatomi Sistem Rangka. http://sectiocadaveris.
wordpress. com/artikel-kedokteran/anatomi-sistem-rangka/ (Di akses pada
13 Juni 2012).
Arthur
dan Goddman. Kamus Pintar Bergambar.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Dedi,
2011. Contoh Makalah Sistem Rangka. http://dedi-ilmukeperawatan.
blogspot.com/2011/12/contoh-makalah-sistem-rangka.html (Di akses pada 27 Mei 2012).
Fahmi,
2011. Makalah Sistem Rangka. http://a-my-blogfahmi.
blogspot. com/2011/04/makalah-sistem-rangka.html (Di akses pada 27 Mei 2012).
Gunarso, Wisnu. Dasar-Dasar
Histologi. Jakarta: Erlangga, 1979.
Nature,
2012. Laporan Fiswan Sistem Rangka. http://naturelovers-biomuli. \blogspot.com/2012/05/laporan-fiswan-sistem-rangka.html
(Di akses pada 09 Juni 2012).
Syarifuddin. Anatomi
Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar