BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mollusca
(dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang
bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang
tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan
bentuk Mollusca sangat bervariasi.
Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat
telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari
18 m seperti cum-cumi raksasa. Mollusca
hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang
hidup sebagai parasit. Reproduksi umumnya Mollusca
menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.[1]
. Adapun
yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengamati
morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Mollusca serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.
B. Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi
dari spesies-spesies yang tergolong Mollusca serta mendeskripsikan dan menyusun
klasifikasinya.
C. Manfaat
Percobaan
Adapun
manfaat pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur morfologi dan
anatomi dari spesies-spesies yang tergolong Mollusca serta mendeskripsikan dan
menyusun klasifikasinya.
[1]Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 86.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filum
Mollusca merupakan salah satu anggota
hewan invetebrata. Anggota filum ini antara lain remis, tiram, cumi-cumi,
octopus, dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya Mollusca memiliki
kelimpahan spesies terbesar di samping arthropoda. Ciri umum yang
dimiliki Mollusca adalah, tubuhnya
bersimetris bilateral, tidak bersegmen, kecuali Monoplacopora, memiliki kepala
yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan
ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum digunakan untuk
begerak, dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadisatu pasang atau sepasang
lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang
dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang.[1]
Lubang
anus dan eksketori umumnya membuka ke dalam rongga mantel. Saluran pencernaan
berkembang baik. Sebuah rongga bukal yang umumnya mengandung radula berbentuk
seperti proboscis. Esophagus merupakan perkembangan dari stomodeum yang umumnya
merupakan daerah khusus untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada daerah
pertengahan saluran pencernaan terdapat ventrikulus (lambung) dan sepasang
kelenjar pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan
terdiri atas usus panjang yang terakhir dengan anus. Memiliki sistem peredaran
darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel dan ventrikel. Meskipun
memiliki pembuluh darah namun darah biasanya mengalami srkulasi ruang terbuka.
Darah mengandung homosianin, merupakan pigmen respirasi.[2]
Mollusca
memiliki rumah secara umum berbetuk spesial. Kaki untuk merayap. Bentuk kepala
jelas, dengan tentakel dan mata. Dalam ruang bukal (pipi) terdapat radula (pita
bergigi). Pernapasan dengan insang, paru-paru atau keduanya. Hidup di laut, air
tawar, dan darat. Memiliki kelamin terpisah, atau hermafrodit, ovipar atau
ovovivipar. Contoh : bekicot (Helix aspersa), siput laut (Fissurella
sp) dan siput air tawar (Lymnaea j sp), Melania sp) Tidak semua
hewan Mollusca memiliki cangkok. Anggota jelas Aplacophora tidak memiliki
cangkok, sedangkan kelas Chepalopoda juga tidak memiliki cangkok atau jika ada
mereduksi. Pada Mollusca lainnya cangkok terlihat nyata dan berfungsi penting
yaitu penyokong tubuh Mollusca yang
lunak dan menjaga dari serangan predator.[3]
Mollusca
merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe
cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Yang pertama yaitu,
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster =perut, podos=kaki) adalah
kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.
Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica),
dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar
dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan
kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang
tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk
mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai
alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan
Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.[4]
Mollusca
(dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak
bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan bentuk
mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa
milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo
bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. Mollusca
hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang
hidup sebagai parasit.[5]
Reproduksi
umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.
Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut -Sumber makanan
berprotein tinggi, misalnya tiram batu Aemaeba sp., kerang Anadara sp.,
kerang hijau Mytilus viridis, Tridacna sp., sotong Sepia sp.
cumi-cumi (Loligo sp), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina
fulica). Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).Adapun
yang melatarbelakangi dilakuaknnya prakrikum ini adalah untuk mengamati
morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili mollusca serta
mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya. Adapun ayat yang berhubungan
dengan Mollusca yaitu:
أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ
وَطَعَامُهُ
Artinya:
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut
sebagai makanan yang lezat bagimu” (QS. Al-Ma`idah: 96).[6]
[1]Rudi, 2012, “Lapran Praktikum
Mollusca” Blog Rudi. http://rudibiologi.blogspot.com
/2012/03/laporan-prtikum-zoologi-mollusca. html (03 Juni 2012).
[2]Adun Rusyana, Zoologi
Invertebrata, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 86.
[3]Aqsha, 2012, “Laporan Praktikum
Mollusca”, Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010.
blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-mollusca.html (03 Juni 2012).
[4]Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, (Jakarta: Erlangga,
1989), h. 111.
[5]Maskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata, (Surabaya: Sinar
Wijaya, 1992), h. 89.
[6]“Ayat yang Menjelaskan Tentang Hewan
Laut”, Cari Lowongan Kerja. www.cari-lowongan-kerja.com/pdf/ayat-yang-menjelaskan-tentang-hewan-laut.html
(05 Juni 2012).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal : Senin/ 11 Juni 2012
Pukul : 13.00-15.00 wita
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai
II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata – Gowa
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan ini
yaitu alat bedah dan papan seksi.
2.
Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
yaitu Achatina fulica, Anodonta sp, dan Loligo pealii.
C. Prosedur
Kerja
Adapun prosedur
kerja pada percobaan ini yaitu:
1. Mengamati
dan menggambar morfologi bagian-bagian dari cangkang bekicot Achantia
fulicap (hanya cangkang tanpa isi).
2. Mengambil
satu ekor Achantia yang masih hidup, biarkan merayap pada kaca
datar. Untuk merangsang hewan tadi agar mengeluarkan bagian lunaknya, memotong
sedikit apeks cangkangnya dengan tangan atau pinset yang kuat. mengamati dari
bawah gerakan otot kaki pada pada waktu siput tadi sedang merayap.
3. Mengamati
bagian tubuh Achantia yang telah mati. Untuk menyiapkan dengan cara
bekicot hidup dimasukkan dalam bejana dengan air (air yang sudah mendidih),
lalu menutup rapat sehingga O2 tidak ada yang masuk selama 24
jam. Bagian lunak akan menjulur keluar, awetkan dengan menggunakan formalin 4 %
. Mengamati bagian lunak bagian kepala, leher, kaki dan visceral.
4. Memotong
dengan gunting dinding atas dari mulut dengan arah medio-dorsal. Jangan potong
dinding bawah mulut, pada dinding bawah mulut terdapat Adonthopore tempat melekatnya radula. Radula ini berupa gigi-gigi halus dari khitin yang
berfungsi sebagai pngunyah makanan. Menggambar gradual dengan suatu pengamatan
mikroskop stereo dan menyusun klasifikasinya.
5. Mengambil Logilo
yang masih lengkap, sebaiknya dalam kondisi segar.
6. Mengamati
morfologinya, pada ujung anterior-dorsal dari bagian badannya, membuat sedikit
luka dan mencabut cangkangnya yang tertutup oleh suatu mantel.
7. Mengamati
bentuk cangkangnya yang juga disebut pena tadi.
8. Mengambil
sebelah cangkangnya, sebaiknya cangkang sebelah kanan, mengamati morfologinya.
Di bagian dalam dari cangkangnya akan terlihat :
a. Garis palial
(Palial line=tempat melekatnya mantel pada cangkang). Bekasnya
melekatnya otot-otot.
b. Ligament,
terdapat dibagian dorsal cangkang, biasanya coklat.
c. Engsel,
terdapat anterior dari ligament. Jika cangkang terlihat dari luar akan
terlihat, umbo dan garis-garis pertumbuhan.
9. Menggambar
cangkang dari arah luar dan arah dalam.
10. Untuk
pengamatan bagian lunak, membuka dengan paksa cangkang kiri untuk melepaskan
otot-otot yang melekat pada cangkang kiri tadi harus memotongnya dengan pisau
bedah. Melakukan pemotongan pada sebelah luar dari mantel. Jika menyingkap
mantel kiri akan terlihat bagian-bagian:
a. Insang. Pada
sisi terdiri dari 2 lembar (Lamina), lembar luar dan lembar dalam, sifon keluar
(Siphon ekshala) = dibagian posterior
sebelah dorsal, mengalirkan air keluar.
b. Sifon masuk
(Sifon inhalan) = bagian posterior
ventral, mengalirkan air ke dalam.
c. Kaki, berupa
otot tebal yang dijulurkan.
d. Mulut dengan
palp, dibagian anterior-dorsal dari kaki.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
a. Morfologi
Loligo sp
Keterangan :
1. Tentakel
2. Sucker
3. Lengan
4. Mata
5. Siphon
6. Sirip
b. Anatomi
Loligo sp
Keterangan :
1. Tangan
12. Vena cava posterior
2. Alat
penghisap 13. Rongga mantel
3. Tentakel 14. Rongga insang
4. Siphon 15. Otot jantung (Cor)
5. Rectum 16. Ginjal (Ren)
6. Penis 17. Muara pada ginjal
7. Insang 18. Usus (Intestine)
8. Vena 19. Kantung tinta
9. Pembuluh
nadi mantel 20. Cartilago
10. Massa
visceral 21. Mata
11. Sirip
12. Vena
cava posterior
B. Pembahasan
Adapun pembahasan pada
percobaan ini yaitu Mollusca
merupakan salah satu anggota hewan invetebrata. Anggota filum ini antara lain
remis, tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya
Mollusca memiliki kelimpahan spesies terbesar di samping arthropoda. Ciri
umum yang dimiliki Mollusca adalah,
tubuhnya bersimetris bilateral, tidak bersegmen, kecuali Monoplacopora,
memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus.
Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum
digunakan untuk begerak, dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadisatu pasang
atau sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah
mensekresikan cangkang dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi
insang. Adapun salah satu contoh dari Mollusca yaitu Loligo pealii.[1]
1. Morfologi
Pada pengamatan ini, cumi-cumi memiliki bentuk tubuh panjang, langsing dan
bagian belakang meruncing (rhomboidal). Terdiri atas kepala, leher dan badan.
Kepala memiliki dua mata besar dan tidak berkelopak, Leher pendek dan badan
berbentuk tabung mempunyai sirip di setiap sisinya. Pada kepala terdapat 8
tangan dan 2 tentakel panjang yang ujungnya terdapat batil isap. Di posterior
kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Di
bagian perut, terdapat cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen
melanin. Pada anterior badan terdapat endoskeleton yang berbentuk pen atau
bulu. Endoskeleton tersebut (cangkang) terletak di dalam rongga mantel berwarna
putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan kitin. Mantel berwarna putih
dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman dan diselubungi selaput tipis
berlendir.[2]
2.
Anatomi
Sedangkan secara anatomi pada Loligo
sp, terdapat beberapa organ seperti sifon, katup sifon, cangkang
(endoskeleton), telur, oviduk, articulating ridge, kantung tinta, integument.
a.
Pencernaan
Alat pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus,
rektum dan anus. Sistem pencernaan dilengkapi kelenjar pencernaan yaitu
kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
b.
Pernapasan
Hewan ini bernafas dengan insang
yang terdapat di rongga mantel.
c.
Ekskresi
Ekkresi dilakukan dengan ginjal berupa nefridium yang terletak di sebelah
jantung yang berwarna putih dan terletak disebelah jantung branchialis.
d.
Reproduksi
Reproduksi terjadi
secara seksual dengan fertilisasi internal. Alat reproduksinya terpisah,
masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel. Sistem
saraf terdiri atas tiga pasang ganglion. Indera sensoris dilengkapi dengan dua
stasista dan alat pembau.[3]
3.
Habitat
Habitat dari Loligo sp yaitu di
laut. Kemungkinan hidup di air dalam selama musim dingin, tetapi terkadang dia
memasuki air dangkal untuk menetaskan telurnya.[4]
4.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari cumi-cumi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Ordo :
Tethoidea
Kelas : Chepalopoda
Family : Loliginidae
Genus : Loligo
Spesies : Loligo pealii (Jasin,
1992)
[1]Aqsha,
2012, “”Laporan Praktikum Mollusca”, Blog
Aqsha. http://aqshabiogger2010. blogspot.
com/2012/02/laporan-praktikum-mollusca. html (12
Juni 2012).
[2]Aqsha,. Loc.
cit.
[3]Aqsha,. Loc. cit.
[4]Ibid.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam kelas Mollusca adalah
cumi-cumi (Loligo sp) memiliki bentuk
tubuh panjang, langsing dan bagian belakang meruncing (rhomboidal). Terdiri
atas kepala, leher dan badan. Kepala memiliki dua mata besar dan tidak
berkelopak, Leher pendek dan badan berbentuk tabung mempunyai sirip di setiap
sisinya. Pada kepala terdapat 8 tangan dan 2 tentakel panjang yang ujungnya
terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon atau corong berotot
yang berfungsi sebagai kemudi. Di bagian perut, terdapat cairan tinta berwarna
hitam yang mengandung pigmen melanin. Pada anterior badan terdapat endoskeleton
yang berbentuk pen atau bulu. Endoskeleton tersebut (cangkang) terletak di
dalam rongga mantel berwarna putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan
kitin. Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman
dan diselubungi selaput tipis berlendir.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan
setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak
spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2012. Ayat-ayat yang Menjelaskan Tentang Hewan Laut. www.cari-lowongan-kerja.com/pdf/ayat-yang-menjelaskan-tentang-hewan-laut.
html (Di akses pada05 Juni 2012).
Aqsha, 2012. Laporan
Praktikum Mollusca. http://aqshabiogger2010. blogspot.
com/2012/02/laporan-praktikum-mollusca.html (Di akses pada 03 Juni 2012).
Brotowidjojo,
Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar.
Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: sinar
Wijaya, 1992.
Rudi, 2012. Laporan Praktikum Mollusca. http://rudibiologi.
blogspot. com /2012/03/laporan-prtikum-zoologi-mollusca. html (Di akses pada 03 Juni 2012).
Rusyana, Adun. Zoologi
Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.
latar belakangnya bagus :D Luhan EXO... bikin semangat
BalasHapus