BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah
sebuah filum hewan
laut yang mencakup bintang laut, teripang,
dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman
laut. Filum ini muncul di periode Kambrium
awal dan terdiri dari 7.000 spesies
yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang
tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga
mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri
radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat
primitif, Echinodermata adalah filum
yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup vertebrata),
dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya,
masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.[1]
Adapun yang melatarbelakangi dilakukannya
praktikum ini adalah untuk mengamati hewan-hewan yang tergolong Echinodermata serta mendeskripsikan dan
menyusun klasifikasinya.
B. Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengamati hewan-hewan yang tergolong Echinodermata serta mendeskripsikan dan
menyusun klasifikasinya.
C. Manfaat
Percobaan
Adapun
manfaat pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui hewan-hewan yang tergolong
serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.
[1]Maskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1992), h. 117.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni
bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan
duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari
echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau
system vaskuler air. System saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf
radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi
dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur
anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial
5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada
waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai
plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri
radial.[1]
Echinodermata tidak mempunyai kepala; tubuh
tersusun dalam sumbu oral-aboral. Tubuh tertutup epidermis tipis yang
menyelubungi rangka mesodermal. Rangka di dalam dan terdiri atas ossicle atau
pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak dapat digerakkan. Bentuk dan
letak osscile tiap jenis adalah khas. Rongga tubuh luas dan dilapisi peritoneum
bercilia dalam perkembangannya sebagian rongga tubuh menjadi system pembuluh
air, suatu organ yang tidak terdapat pada avetebrata lain.[2]
Sistem pembuluh air berfungsi untuk
menggerakkan kaki tabung dengan cara mengatur masuk keluarnya air air laut
melalui madreporit. Kontraksi ampula mengatur volumeair dalam kaki tabung,
berarti mengatur gerak kaki tabung. Tergantung jenisnya, kaki tabung juga
berfungsi untuk merayap, berpegang pada substrat, memegang mangsa atau membantu
pertukaran gas O2 dan CO2. Alat pernapasan utama
echinodermata adalah insang kulit yang merupakan perluasan rongga tubuh keluar
melalui lubang-lubang kecil di antara ossicle kapur. Rongga tubuh berisi cairan
semacam getah bening, mengandung amebocyt yang berkepentingan dalam peredaran
darah, pernapasan dan ekskresi.[3]
Sistem saraf menyebar,
subepidermal, artinya berhubungan erat dengan epidermis. Cincin saraf melingkar
berbentuk seglima terletak tepat di bawah epidermis peristome, sekitar mulut.
Dari sini menyebar serat-serat saraf ke esophagus dan bagian dalam peristone.
Tiap sudut segilima dari cincin saraf berhubungan dengan saraf radial pada
daerah embulakurum tiap tangan. Semua jenis echinodermata merupakan
satu-satunya filum dalam kingdom animalia yang anggotanya tidak ada yang hidup
sebagai parasit.[4]
Echiodermata memiliki ciri umum yaitu, tubuhnya
simetril radial pada dewasa dan simetri bilateral pada fase larva. Pada
permukaan tubuh memiliki kaki buluh atau kaki ambulakral. Tubuh terbungkus oleh
epidermis dan disokong oleh penguat berupa kepingan kapur yang disebut osscula.
Resiprasinya dilakukan dengan insang kecil atau papula, beberapa jenis bernapas
dengan kaki ambulakral, pada Holothuroidea menggunakan batang-batang
seperti pohon yang terdapat pada kloaka.memiliki daya regenerasi yang besar
sekali bila terdapat yang terlepas atau rusak.[5]
Echinodermata terbagi atas 5 kelas, yaitu kelas
Asteroidea (bintang laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan,
permukaaan tubuh pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada
sekitar duri terdapat modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria,
yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan
organismekecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap
mangsa. Berikutnya kelas Ophiroidea atau binyang ular memiliki bntuk tubuh bola
cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Pada lengan terdapat saluran coelom
kecil, batang saraf, pembuluh darah dan cabang-cabang system vascular. Pada
lengan juga terdapat kaki ambulakral yang sering disebut tentakel dengan alat
hisap, yang memiliki alat sensori dan juga membantu pernapasan yang
memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut.[6]
Kelas Echinoidea, landak laut yang
berbentuk bulat , tidak berlengan, tapi memiliki duri-duriyang dapat
digerakkan. Vicera atau jerohan tersimpan dalam cangkok yang berbentuk bola.
Pada cangkok terdapat duri-duri yang pada pangkalnya terikat dengan otot
sehingga duri dapat digerakkan. Beberapa jenis memiliki kelenjar racun. Anus
terdapat pada permukaan aboral, mulut terletak pada bagian oral yang
dikelilingi oleh 5 buah gigi yang kuat dan tajam. Kelas berikutnya
Holothuroida, mentimun laut memiliki tubuh bulat memanjang mengandung ossicula
yang mikroskopis. Bagian anterior terdapat mulut dan 10-30 tentakel yang dapat
dijulurkan dan tertarik kembali. Kaki ambulakral terletak pada daerah ventral
yang memiliki alat hisap yang berfungsi untuk bergerak. Adapun ayat atau hadist yang berhubungan dengan
filum Echinodermata yaitu :
هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ, اَلْحِلُّ مَيْتَتُهُ
Artinya:
“Dia (laut) adalah pensuci airnya dan halal bangkainya”. (HR. Abu Daud).[7]
[1]Aqsha, 2012, “Laporan Praktikum Echinodermata”, Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010.
blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-echinodermata.html (03 Juni 2012).
[2]Maskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata, (Surabaya: Sinar
Wijaya, 1992), h. 117.
[3]Adun Rusyana, Zoologi
Invertebrata, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 100.
[4]Ibid.
[5]Rudi, 2012, “Lapran Praktikum
Echinodermata” Blog Rudi. http://rudibiologi.blogspot.com
/2012/03/laporan-prtikum-zoologi-echinodermata.html (03 Juni 2012).
[6]Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 120.
[7]“Ayat yang Menjelaskan Tentang Hewan
Laut”, Cari Lowongan Kerja. www.cari-lowongan-kerja.com/pdf/ayat-yang-menjelaskan-tentang-hewan
laut.html (05 Juni 2012).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal : Senin/ 11 Juni 2012
Pukul : 13.00-15.00 wita
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai
II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata – Gowa
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada
percobaan ini yaitu alat bedah dan papan seksi.
2.
Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada
percobaan ini yaitu Asterias
vulgaris.
C.
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Mengamati Asterias
vulgaris dari arah dorsal dan dari arah oral, dan kenalilah
bagian-bagiannya. Yang meliputi dari aboral: Disc (keeping) berada di
tengah-tengah, lengan (Arm) berjumlah lima ke arah radial dari disc, madreporit
berpori-pori menghubungkan sistem saluran air (water vascular system)
dengan air laut, duri-duri tersebar merata diseluruh permukaan tubuh.
Untuk pengamatan insang dan pediselaria harus menggunakan mikroskop stereo.
2. Mengamati
bagian dari oral terlihat bagian-bagian mulut di tengah-tengah tubuh, lekuk
ambulakral lekuk radial sepanjang lengan dari bagian peristoma (daerah
sekeliling mulut) sampai ke ujung lengan, kaki tabung merupakan barisan
kaki sepanjang lekuk ambulakral. Kaki-kaki ini dapat dijulurkan, dan pada
bagian ujungnya terdapat penghisap.
3. Menggambar Asterias
dari seluruh arah, duri, pediselaria, dan insang. Dan juga menyusun
klasifikasinya.
4. Mengambil
dari salah satu dari hewan di atas. Perbedaan diantara keduanya terletak dari
bentuk duri, pada diadema tajam dan panjang, sedangkan pada Heterocentrotus
agak tebal dan tidak runcing.
5. Mengamati
dari arah oral terlihat mulut di tengah tubuh, dikelilingi oleh bagian
kulit tipis yang disebut peristoma, dan terlihat 5 gigi.
6. Mengamati
dari arah aboral akan terlihat, periprok keping yang di tengahnya
terdapat anus di tepinya tempat merekatnya kaki tabung. Dari keping-keping yang
tadi, kea rah radial terdapat 10 rangkaian keping-keping, masing-masing rangkaian
terdiri dari 2 baris. 5 rangkaian membentuk daerah ambulakral, diselingi
oleh 5 daerah interambulakral (yang tidak mempunyai lubang-lubang).
7. Menggabar
seluruh bagian dari hewan tadi, mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
a.
Morfologi
Asterias vulgaris
keterangan :
1.
Tentakel
2.
Anus
3.
Cakram
pusat
4.
Kaki
ambulakral
b.
Anatomi
Asterias vulgaris
Keterangan :
1.
Madreporite
2.
Saraf
radial
3.
Gonad
4.
Tube
feet
5.
Radial
canal
6.
Cincin
canal
7.
Digestive
glands
8.
Central
disk
9.
Anus
10. Perut (Abdomen)
B. Pembahasan
Adapun pembahasan pada percobaan ini yaitu Echinodermata memiliki ciri yang khas
yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan
tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan
dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis
atau system vaskuler air. Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali
saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi
ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh,
struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh
simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria.
Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup
sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi
simetri radial. Adapun contoh spesies dari Echinodermata yaitu Asterias vulgaris.[1]
1. Morfologi
Pada Asterias vulgaris (bintang
laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada bagian
dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat modifikasi
duri berupa penjepit yaitu pedicelleria, yang berfungsi melindungi
insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan organism kecil agar tidak
tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap mangsa. Pada bagian lengan
memiliki madreporit sebagai tempat masuknya air dalam sistem vascular air. Di tengah-tengah tubuh sebelah dorsal terdapat lubang
anus, pada bagian ventral terdapat mulut.[2]
2. Anatomi
Permukaan tubuh bintang laut tidak halus karena
bertaburan duri-duri, papula (dermal branchia) dan pedicellaria. Epidermis
dilindungi oleh lapisan kutikula tipis. Lapisan epidermis mengandung sel
kelenjar lender menghasilkan lender untuk melindungi tubuh. Di bawah epidermis
terdapat lapisan tebal jaringan penghubung dimana terdapat susunan rangka dalam
(endoskleleton).
a.
Pencernaan
Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, perut berhubungan dengan pangkal pyloric caecum
pada masing-masing tangan, usus dan anus. Anus ini terletak dipermukaan atas
tubuh. Makanan bintang laut berupa sampah, ikan kecil, siput (Limnea sp) dan kerang.
b.
Pernapasan
Bintang laut
bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchea (papulae)
yaitu penonjolon dinding rongga tubuh (coelom) yang tipis, tonjolon ini
dilindungi oleh silia. Pada bagian ini, terjadi pertukaran oksigen dan karbon
dioksida, sisa metabolisme akan diangkut oleh sel amoebosit.
c.
Reproduksi
Reproduksi
pada bintang laut itu secara terpisah yakni ada yang jantan dan ada yang
betina. Alat reproduksi strukturnya bercabang-cabang yang berada dibagian dasar
permukaan lengan. Pada hewan betina alat reproduksinya dapat melepaskan 2,5
juta telur tiap dua jam.[3]
3. Habitat
Habitat dari bintang laut ini semuanya hidup di daerah pantai atau di dasar laut yang tidak terlalu dalam.[4]
4. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari bintang laut
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodrmata
Ordo : Farcipulatida
Family : Asteridae
Kelas : Asteroidea
Genus : Asterias
Spesies : Asterias vulgaris (Jasin, 1992)
[1]Aqsha, 2012, “Laporan Praktikum Echinodermata”, Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010.
blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-echinodermata.html (03 Juni 2012).
[2]Aqsha,. Loc. cit.
[3]Aqsha,. Loc. cit.
[4]Ibid.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam Echinodermata adalah bintang laut (Asterias vulgaris). Bintang laut
memiliki 5 buah tangan, mulut terletak di pusat pisin. Seluruh permukaan pisin
pusat dan tangan bagian bawah disebut oral, sedangkan bagian atas disebut
aboral. Dari mulut sampai ujung tangan terdapat lekukan memanjang. Pada tiap
lekukan terdapat deret kaki tabung. Tepi lekukan terdapat duri-duri yang dapat
digerakkan untuk melindungi kaki tabung. Pada tiap ujung tangan terdapat
tentakel dengan bintik pigmen merah. Anus terdapat di tengah pisin aboral.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan
setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak
spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2012. Ayat-ayat yang Menjelaskan Tentang Hewan Laut.
www.cari-lowongan-kerja.com/pdf/ayat-yang-menjelaskan-tentang-hewan-laut.
html (Di akses pada05 Juni
2012).
Aqsha, 2012. Laporan
Praktikum Echinodermata. http://aqshabiogger2010. blogspot.
com/2012/02/laporan-praktikum-echinodermata.html (Di akses pada 03 Juni 2012).
Brotowidjojo,
Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar.
Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin,
Maskoeri. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: sinar Wijaya, 1992.
Rudi, 2012. Laporan Praktikum Echinodermata. http://rudibiologi. blogspot. com
/2012/03/laporan-prtikum-zoologi-echinodermata.html (Di akses pada 03 Juni 2012).
Rusyana, Adun. Zoologi
Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar