Sabtu, 30 Juni 2012

Laporan Praktikum Taksonomi Invertebrata "Echinodermata"


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode  Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.[1]
            Adapun yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengamati hewan-hewan yang tergolong Echinodermata serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.

B.  Tujuan Percobaan 
Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengamati hewan-hewan yang tergolong Echinodermata serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.

C.  Manfaat Percobaan  
Adapun manfaat pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui hewan-hewan yang tergolong serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.




[1]Maskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1992), h. 117.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. System saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri radial.[1]
Echinodermata tidak mempunyai kepala; tubuh tersusun dalam sumbu oral-aboral. Tubuh tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka mesodermal. Rangka di dalam dan terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak dapat digerakkan. Bentuk dan letak osscile tiap jenis adalah khas. Rongga tubuh luas dan dilapisi peritoneum bercilia dalam perkembangannya sebagian rongga tubuh menjadi system pembuluh air, suatu organ yang tidak terdapat pada avetebrata lain.[2]
Sistem pembuluh air berfungsi untuk menggerakkan kaki tabung dengan cara mengatur masuk keluarnya air air laut melalui madreporit. Kontraksi ampula mengatur volumeair dalam kaki tabung, berarti mengatur gerak kaki tabung. Tergantung jenisnya, kaki tabung juga berfungsi untuk merayap, berpegang pada substrat, memegang mangsa atau membantu pertukaran gas O­­2 dan CO2. Alat pernapasan utama echinodermata adalah insang kulit yang merupakan perluasan rongga tubuh keluar melalui lubang-lubang kecil di antara ossicle kapur. Rongga tubuh berisi cairan semacam getah bening, mengandung amebocyt yang berkepentingan dalam peredaran darah, pernapasan dan ekskresi.[3]
Sistem saraf menyebar, subepidermal, artinya berhubungan erat dengan epidermis. Cincin saraf melingkar berbentuk seglima terletak tepat di bawah epidermis peristome, sekitar mulut. Dari sini menyebar serat-serat saraf ke esophagus dan bagian dalam peristone. Tiap sudut segilima dari cincin saraf berhubungan dengan saraf radial pada daerah embulakurum tiap tangan. Semua jenis echinodermata merupakan satu-satunya filum dalam kingdom animalia yang anggotanya tidak ada yang hidup sebagai parasit.[4]
Echiodermata memiliki ciri umum yaitu, tubuhnya simetril radial pada dewasa  dan simetri bilateral pada fase larva. Pada permukaan tubuh memiliki kaki buluh atau kaki ambulakral. Tubuh terbungkus oleh epidermis dan  disokong oleh penguat berupa kepingan kapur yang disebut osscula. Resiprasinya dilakukan dengan insang kecil atau papula, beberapa jenis bernapas dengan kaki ambulakral, pada Holothuroidea menggunakan batang-batang seperti pohon yang terdapat pada kloaka.memiliki daya regenerasi yang besar sekali bila terdapat yang terlepas atau rusak.[5]
Echinodermata terbagi atas 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria, yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan organismekecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap mangsa. Berikutnya kelas Ophiroidea atau binyang ular memiliki bntuk tubuh bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Pada lengan terdapat saluran coelom kecil, batang saraf, pembuluh darah dan cabang-cabang system vascular. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral yang sering disebut tentakel dengan alat hisap, yang memiliki alat sensori dan juga membantu pernapasan yang memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut.[6]
Kelas Echinoidea, landak laut yang berbentuk bulat , tidak berlengan, tapi memiliki duri-duriyang dapat digerakkan. Vicera atau jerohan tersimpan dalam cangkok yang berbentuk bola. Pada cangkok terdapat duri-duri yang pada pangkalnya terikat dengan otot sehingga duri dapat digerakkan. Beberapa jenis memiliki kelenjar racun. Anus terdapat pada permukaan aboral, mulut terletak pada bagian oral yang dikelilingi oleh 5 buah gigi yang kuat dan tajam.  Kelas berikutnya Holothuroida, mentimun laut memiliki tubuh bulat memanjang mengandung ossicula yang mikroskopis. Bagian anterior terdapat mulut dan 10-30 tentakel yang dapat dijulurkan dan tertarik kembali. Kaki ambulakral terletak pada daerah ventral yang memiliki alat hisap yang berfungsi untuk bergerak. Adapun  ayat atau hadist yang berhubungan dengan filum Echinodermata yaitu :
                                            هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ, اَلْحِلُّ مَيْتَتُهُ   
Artinya:
“Dia (laut) adalah pensuci airnya dan halal bangkainya”. (HR. Abu Daud).[7]



[1]Aqsha, 2012, “Laporan Praktikum Echinodermata”, Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010. blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-echinodermata.html (03 Juni 2012).
[2]Maskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1992), h. 117.
[3]Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 100.
[4]Ibid.
[5]Rudi, 2012, “Lapran Praktikum Echinodermata” Blog Rudi. http://rudibiologi.blogspot.com /2012/03/laporan-prtikum-zoologi-echinodermata.html (03 Juni 2012).
[6]Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 120.
[7]“Ayat yang Menjelaskan Tentang Hewan Laut”, Cari Lowongan Kerja. www.cari-lowongan-kerja.com/pdf/ayat-yang-menjelaskan-tentang-hewan laut.html (05 Juni 2012).


BAB III
METODELOGI PERCOBAAN



A.  Waktu dan Tempat 
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal            : Senin/ 11 Juni 2012
Pukul                      : 13.00-15.00 wita
Tempat                   : Laboratorium Zoologi Lantai II
                                 Fakultas Sains dan Teknologi
                                 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                                 Samata – Gowa


B.  Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu alat bedah dan papan seksi.
2.      Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu Asterias vulgaris.



C.     Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
1.      Mengamati Asterias vulgaris dari arah dorsal dan dari arah oral, dan kenalilah bagian-bagiannya. Yang meliputi dari aboral: Disc (keeping) berada di tengah-tengah, lengan (Arm) berjumlah lima ke arah radial dari disc, madreporit berpori-pori menghubungkan sistem saluran air (water vascular system) dengan air laut, duri-duri tersebar merata diseluruh permukaan tubuh. Untuk pengamatan insang dan pediselaria harus menggunakan mikroskop stereo.
2.      Mengamati bagian dari oral terlihat bagian-bagian mulut di tengah-tengah tubuh, lekuk ambulakral lekuk radial sepanjang lengan dari bagian peristoma (daerah sekeliling mulut) sampai ke ujung lengan, kaki tabung merupakan barisan kaki sepanjang lekuk ambulakral. Kaki-kaki ini dapat dijulurkan, dan pada bagian ujungnya terdapat penghisap.
3.      Menggambar Asterias dari seluruh arah, duri, pediselaria, dan insang. Dan juga menyusun klasifikasinya.
4.      Mengambil dari salah satu dari hewan di atas. Perbedaan diantara keduanya terletak dari bentuk duri, pada diadema tajam dan panjang, sedangkan pada Heterocentrotus agak tebal dan tidak runcing.
5.      Mengamati  dari arah oral terlihat mulut di tengah tubuh, dikelilingi oleh bagian kulit tipis yang disebut peristoma, dan terlihat 5 gigi.
6.      Mengamati dari arah aboral akan terlihat, periprok keping yang di tengahnya terdapat anus di tepinya tempat merekatnya kaki tabung. Dari keping-keping yang tadi, kea rah radial terdapat 10 rangkaian keping-keping, masing-masing rangkaian terdiri dari 2 baris. 5 rangkaian membentuk daerah ambulakral, diselingi oleh 5 daerah interambulakral (yang tidak mempunyai lubang-lubang).
7.      Menggabar seluruh bagian dari hewan tadi, mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.  Hasil Pengamatan
a.       Morfologi Asterias vulgaris
keterangan :
1.      Tentakel
2.      Anus
3.      Cakram pusat
4.      Kaki ambulakral

b.      Anatomi Asterias vulgaris
Keterangan :
1.      Madreporite
2.      Saraf radial
3.      Gonad
4.      Tube feet
5.      Radial canal
6.      Cincin canal
7.      Digestive glands
8.      Central disk
9.      Anus
10.  Perut (Abdomen)

B.  Pembahasan
Adapun pembahasan pada percobaan ini yaitu Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri radial. Adapun contoh spesies dari Echinodermata yaitu Asterias vulgaris.[1]
1.    Morfologi
Pada Asterias vulgaris (bintang laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria, yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan organism kecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap mangsa. Pada bagian lengan memiliki madreporit sebagai tempat masuknya air dalam sistem vascular air. Di tengah-tengah tubuh sebelah dorsal terdapat lubang anus, pada bagian ventral terdapat mulut.[2]
2.     Anatomi
Permukaan tubuh bintang laut tidak halus karena bertaburan duri-duri, papula (dermal branchia) dan pedicellaria. Epidermis dilindungi oleh lapisan kutikula tipis. Lapisan epidermis mengandung sel kelenjar lender menghasilkan lender untuk melindungi tubuh. Di bawah epidermis terdapat lapisan tebal jaringan penghubung dimana terdapat susunan rangka dalam (endoskleleton).
a.       Pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, perut berhubungan dengan pangkal pyloric caecum pada masing-masing tangan, usus dan anus. Anus ini terletak dipermukaan atas tubuh. Makanan bintang laut berupa sampah, ikan kecil, siput (Limnea sp) dan kerang.
b.      Pernapasan
Bintang laut bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchea (papulae) yaitu penonjolon dinding rongga tubuh (coelom) yang tipis, tonjolon ini dilindungi oleh silia. Pada bagian ini, terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida, sisa metabolisme akan diangkut oleh sel amoebosit.
c.       Reproduksi
Reproduksi pada bintang laut itu secara terpisah yakni ada yang jantan dan ada yang betina. Alat reproduksi strukturnya bercabang-cabang yang berada dibagian dasar permukaan lengan. Pada hewan betina alat reproduksinya dapat melepaskan 2,5 juta telur tiap dua jam.[3]
3.    Habitat
Habitat dari bintang laut ini semuanya hidup di daerah pantai atau di dasar laut yang tidak terlalu dalam.[4]
4.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari bintang laut adalah sebagai berikut :
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Echinodrmata
 Ordo                     : Farcipulatida
Family                   : Asteridae
Kelas                     : Asteroidea
Genus                    : Asterias
Spesies                  : Asterias vulgaris (Jasin, 1992)



[1]Aqsha, 2012, “Laporan Praktikum Echinodermata”, Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010. blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-echinodermata.html (03 Juni 2012).
[2]Aqsha,. Loc. cit.
[3]Aqsha,. Loc. cit.
[4]Ibid.

BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam Echinodermata adalah bintang laut (Asterias vulgaris). Bintang laut memiliki 5 buah tangan, mulut terletak di pusat pisin. Seluruh permukaan pisin pusat dan tangan bagian bawah disebut oral, sedangkan bagian atas disebut aboral. Dari mulut sampai ujung tangan terdapat lekukan memanjang. Pada tiap lekukan terdapat deret kaki tabung. Tepi lekukan terdapat duri-duri yang dapat digerakkan untuk melindungi kaki tabung. Pada tiap ujung tangan terdapat tentakel dengan bintik pigmen merah. Anus terdapat di tengah pisin aboral.

B.  Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2012. Ayat-ayat yang Menjelaskan Tentang Hewan Laut. www.cari-lowongan-kerja.com/pdf/ayat-yang-menjelaskan-tentang-hewan-laut. html (Di akses pada05 Juni 2012).
Aqsha, 2012. Laporan Praktikum Echinodermata. http://aqshabiogger2010. blogspot. com/2012/02/laporan-praktikum-echinodermata.html (Di akses pada 03 Juni 2012).    

Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.   
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: sinar Wijaya, 1992.
Rudi, 2012. Laporan Praktikum Echinodermata. http://rudibiologi. blogspot. com /2012/03/laporan-prtikum-zoologi-echinodermata.html (Di akses pada 03 Juni 2012).
Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar