BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Filum
Annelida mencakup berbagai jenis cacing yang mempunyai ruas-ruas sejati,
seperti nereis, cacing tanah dan lintah. Annelida berasal dari bahasa latin annelus
berarti cincin kecil-kecil dan oidos berarti bentuk, karena
cacing seperti sejumlah besar cincin kecil yang diuntai. Ciri khas filum
annelida adalah tubuh menjadi ruas-ruas yang sama sepanjang sumbu asterior
posterior. Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama ialah metamere, somite, atau
segmen. Bagian tubuh paling anterior disebut prostomium bukan suatu ruas.
Demikian pula di bagian paling ujung posterior yang disebut pigidium, terdapat
anus.[1]
Segmentasi
pada Annelida tidak hanya membagi
otot dinding tubuh saja, melainkan juga menyekat rongga tubuh atau coelom
dengan sekatan yang disebut septum, jamak septa. Keberadaan cacing ini juga
memiliki arti ekonomi, cacing yang ditemukan di sungai tercemar dan saluran
pembuangan dari pemukiman adakalanya sangat banyak, sehingga menjadi mata
pencaharian bagi pedagaang pengumpul cacing untuk di jual ke pengusaha ikan
hias dengan sebutan cacing rambut atau cacing sutera.[2]
Adapun yang
melatarbelakangi dilakukannya poercobaan ini yaitu agar dapat mengetahui
organism yang tergolong dalam kelas Annelida
kemudian mengamati struktur anatomi dan morfologinya serta menuliskan
klasifikasinya.
B. Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan
ini yaitu untuk mengamati struktur anatomi dan morfologi dari organisme yang
tergolong Annelida dan
mengklasifiasikannya.
C. Manfaat
Percobaan
Adapun
manfaat dari percobaan ini yaitu agar dapat mengetahui struktur anatomi dan
morfologi dari organisme yang tergolong Annelida
dan mengklasifikasinkannya.
[1]Aqsha, 2012, “Laporan Praktikum
Annelida” Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010.blogspot.
com/2012/02/laporan-praktikum-annelida.html (27 Mei 2012).
[2]Aqsha., Log. cit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biasanya disebut cacing
yang bersegmen-segmen atau beruas-ruas, tubuhnya terdiri dari sederetan segmen
yang sama (= metameri), yang artinya
tiap segmen tersebut mempunyai organ tubuh sebagai alat reproduksi, otot,
pembuluh darah, dan sebagainya yang tersendiri tetapi segmen tersebut tetap
berhubungan satu sama lain dan terkoordinasi. Terdapat selom yang besar dan
jelas, beberapa sistem organ seperti peredaran darah, sistem saraf telah
berkembang dengan baik. Sistem – sistem tersebut biasanya bersifat metamerik
baik seluruhnya ataupun sebagaian. Sistem perototan biasanya diatur segmental.
Hewan-hewan bersifat diesius atau hermafrodit, walaupun pada beberapa jenis
terjadi reproduksi aseksual. Kebanyakan Annelida menghasilkan larva yang bersilia
dan disebut larva trokofor.[1]
Tubuh Annelida bersegmen bundar
memanjang atau tertekan dorsoventral. Memiliki alat gerak yang berupa bulu-bulu
kaku (setae) pada setiap segmen. Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan
setae pada bagian tubuhnya yang menonjol ke lateral, atau lobi lateral yang
disebut parapodia. Tubuh tertutupi oleh kutikula yang licin yang terletak di
atas ephitelium yang bersifat glanduler, sudah mempunyai rongga tubuh dan
umumnya terbagi atas septa, saluran percernaan yang
lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Simetris cardiovasculare adalah sistem tertutup, pembulu-pembulu darah membujur, dengan cabang-cabang kecil (kapiler) pada tiap segmen (metamer); plasma darah mengandung hemoglobin. Respirasi dengan kulit, atau dengan branchia. Organ ekskresi terdiri atas sepasang nephridia pada tiap segmen. Sistem nervosum terdiri atas sepasang ganglia cerebrales pada ujung dorsal otak, yang berhunbungan dengan berkas saraf medio-ventral yang memanjang sepanjang tubuh, dengan ganglia pada tiap segmen; terdapat juga sel-sel tangoreceptor dan photoreceptor. Kebanyakan bersifat hermaprodit dan berkembang secara langsung atau bersifat gonochorostik dan perkembangan melalui stadium larva. Reproduksi dengan membentuk tunas terjadi pada beberapa spesies.[2]
Dalam filum Annelida terdapat 7 kelas yaitu :
lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Simetris cardiovasculare adalah sistem tertutup, pembulu-pembulu darah membujur, dengan cabang-cabang kecil (kapiler) pada tiap segmen (metamer); plasma darah mengandung hemoglobin. Respirasi dengan kulit, atau dengan branchia. Organ ekskresi terdiri atas sepasang nephridia pada tiap segmen. Sistem nervosum terdiri atas sepasang ganglia cerebrales pada ujung dorsal otak, yang berhunbungan dengan berkas saraf medio-ventral yang memanjang sepanjang tubuh, dengan ganglia pada tiap segmen; terdapat juga sel-sel tangoreceptor dan photoreceptor. Kebanyakan bersifat hermaprodit dan berkembang secara langsung atau bersifat gonochorostik dan perkembangan melalui stadium larva. Reproduksi dengan membentuk tunas terjadi pada beberapa spesies.[2]
Dalam filum Annelida terdapat 7 kelas yaitu :
1.
Kelas Archiannelida
Anggota-anggota kelas ini hidup di laut, struktur
tubuhnya masih sederhana, tanpa setae
atau paropodia. Bersifat diesius atau
hermafrodit. Contoh Polygordius sp.
Hewan ini hidup di sepanjang pantai dan bentuknya menyerupai larva poliketa
yang primitif atau sebagai poliketa yang mengalami degenerasi.
2.
Kelas Polychaeta
Cacing-cacing poliketa
bertumbuh memanjang, dapat lebih dari 30 cm, silindris (agak pipih
dorsoventral) dan bersegmen. Hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan
dipasang surut, dan aktif diwaktu malam. Segmen akhir mempunyai 2 cirrus
panjang. Contohnya Nereis sp.
3.
Kelas Myzostoma
Anggota-anggota kelas ini merupakan parasit Echinodermata. Bentuk tubuhnya seperti
cakram, dengan segmentasi yang tidak begitu jelas. Mempunyai parapodia. Tidak
ada sistem peredaran darah. Kebanyakan hermafrodit. Dalam perkembangannya
melalui stadium larva trofokor.
Sebagai contoh: Myzostomum sp. Hidup
sebagai ektoparasit pada kelas Echinodermata.
4.
Kelas Olighochaeta
Sebagian besar oligoketa
hidup dalam air tawar atau didarat. Oligoketa tidak berparopodia dan mempunyai
beberapa buah setae. Kepala tidak jelas. Bersifat hermafrodit. Berbeda dengan
kelas yang lain dari filum Annelida,
cacing oligoketa tidak membentuk larva trofokor.
Contohnya: Lumbricus terrestris
(cacing tanah). Cacing ini mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan
segmentasi nampak jelas dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula.
5.
Kelas Hirudinea
Anggota kelas ini hidup
parasitis atau bahkan sebagai predator. Ditemukan dalam air tawar atau didarat.
Tidak mempunyai parapodia atau setae-setae. Tubuhnya dengan 33 segmen ditambah
lagi sebuah prostomium. Mempunyai alat penghisap posterior atau anterior.
Contohnya: Hirudo medicinalis
(lintah).[3]
Cacing
yang termasuk phylum annelida berbeda dengan cacing yang lainnya, yaitu rongga
tubuh, saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan caelom yang sebenarnya
dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut
oleh peritonium. Tubuh terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut nematori atau
somit atau gelang. Pada bagian anterior terdapat ruas pae oral yang sering
disebut prostomium. Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion dimana setiap
ganglion dihubungkan oleh sepasang saraf sehingga disebut sistem saraf tangga
tali. Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula
tetapi bahannya bukan dari chitine, pada rongga tubuh terdapat sekat
chitine yang disebut septu.[4]
Adapun peranan Annelida adalah sebagai berikut :
1.
Cacing tanah untuk kesuburan tanah.
2.
Cacing wawo dan cacing palolo dapat dimakan.
3.
Hirudinae menghasilkan zat antikoagulan.[5]
[1]Adun Rusyana, Zoologi
Invertebrata, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 77.
[2]Mitanhamy, 2011, “Contoh Laporan
Annelida” Blog Mitanhamy.
http://mitanhamy. blogspot.
com/2011/07/contoh-laporan-annelida. html (27 Mei 2012).
[3]Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 100.
[4]Maskoeri Jasin, Zoologi
Invertebrata, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1992), h. 145.
[5]“Nemathelminthes dan Annelida”, Shoong. http://id.shvoong.com/exact-sciences /biology/ 2224519
-nemathelminthes-dan-annelida/ (27 Mei 2012).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/ tanggal : Senin/ 04
Juni 2012
Pukul :
13.00 – 15.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata – Gowa
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan
pada percobaan ini yaitu gunting, kertas putih dan pinset.
2.
Bahan
Adapun bahan yang
digunakan pada percobaan ini yaitu Lumbricus
terestris (cacing tanah).
C. Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja pada percobaan ini yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Mengamati bahan satu persatu dengan
menggunakan pinset dan gunting.
3. Menggambar hasil pengamatan dan
memberi keterangan.
4. Membersihkan meja praktikum sebelum
meninggalkan laboratorium.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi
Lumbricus terrestris
Keterangan :
1. Anus
2. Segmen
3. Clitellium
4. Mulut
2. Anatomi
Lumbricus terrestis
Keterangan :
1. Clitellum
2. Sekat
3. Lapisan
otot
4. Coelom
5. Nepheridium
6. Saluran
air mani
7. Indung
telur
8. Gelembung
air mani
9. Wadah
air mani
10. Tali saraf
11. Pusat
saraf
12. Setae
13. Mulut
14. Otak
15. Faring
16. Hati
17. Esophagus
18. Tembolok
19. Empedal
20. Anus
B. Pembahasan
1. Morfologi
Cacing tanah memiliki bentuk tubuh
panjang silindris, dengan kiraan 2/3 bagian posteriornya. Tubuh
bersegmen-segmen, warna tubuh, permukaan atas berwarna merah sampai biru
kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas permukaan bawah
lebih pucat. Mulut terdapat di ujung anterior, mulut cacing tanah terletak di
dalam rongga oris. System ekskrasi cacing tanah berupa nephridios pada setiap
segmen terdapat sepasang.[1]
2.
Anatomi
Dinding
tubuh cacing mempunyai 2 lapis otot, yaitu circulare dan longitudinal, mulut
cacing terletak di dalam rongga oris. Phatynx terdapat di dalam segmen ke-4 dan
ke-5, system sirkulasi cacing tanah, dengan darah yang terdiri atas bagian cair
yang disebu plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula. System ekskresi cacing
tanah berupa nephridia. Pada setiap segmen tubuh terdapat sepasang, system
saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di salam segmen yang
ke-3 dan terdiri ganglion ceberal, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf
dengan commisura, berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Cacing tanah
tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel saraf
tertentu yang peka terhadap sinar.[2]
Cacing tanah bersifat hermaprodit.
Sepasang ovarium menghasilkan ovum, dan terletak di dalam segmen
ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segmen ke-13 dan infudibulumnya
bersilia. Oviduk tadi melalui septum yang terletak diantara segmen ke-13 dan
ke-14, dan di dalam segmen ke-14 membesar membentuk kantong telur. Testis
terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesivula
seminalis. Ductus spermaticus mulai dari testis bagian ujung, dan melanjutkan
diri ke posterior sampai segmen ke-15, dan pada segmen ini juga ductus itu
bermuara keluar.[3]
Spermatozoa yang telah meninggalkan testis, akan masuk
ke dalam vesicular seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya. Walaupun
cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Di
antara segmen-segmen 9 dan 10; 10 dan 11, terdapat receptaculum seminalis, yang
merupakan tempat penampung spermatozoa dari cacing lain.[4]
3. Habitat
Cacing tanah hidup di dalam tanah
yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke
permukaan hanya pada saat tertentu.[5]
4.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Lumbricus terrestris adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Ordo : Haplotaxida
Famili : Lumbricidae
Class :
Trematoda
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terresteris (Anonim, 2012)
[1]Aqsha, 2012, “Laporan Praktikum Annelida” Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010. blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-annelida.html (28 Mei 2012).
[3]Ibid.
[4]Ibid.
[5]Ibid.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk
dalam phylum Annelida adalah cacing tanah, memiliki tubuh simetri bilateral,
panjang dan bersegmen, memiliki alat gerak berupa bulu-bulu kaku (setae),
tutbuh tertutup oleh kutikula, dinding tubuh dan saluran pencernaanya dengan
lapisa-lapisan otot sirkuler dan longitudinal, sudah mempunyai rongga tubuh,
saluran pencernaan lengkap, respirasi dengan kulit atau dengan branchia dan
organ ekskresi terdiri atas sepasang nephiridia pada setiap segmen. Dan sistem
reproduksi cacing ovarium menghasilkan ova, dan terletak di dalam segmen ke-13.
B. Saran
Adapun saran
yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan
membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Nemathelminthes
dan Annelida. http://id.shvoong.com/exact-sciences
/biology/ 2224519 -nemathelminthes-dan-annelida/ (Di akses pada 27 Mei 2012).
Aqsha, 2012. Laporan Praktikum
Annelida. http://aqshabiogger2010.blogspot. com/2012/02/laporan-praktikum-annelida.html (Di akses pada 28 Mei 2012).
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi
Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Mitanamhy, 2011. Contoh
Laporan Annelida. http://mitanhamy.blogspot.com /2011/07/contoh-laporan-annelida.html
(Di akses pada 27 Mei
2012).
Rusyana, Adun. Zoologi
Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar