BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Istilah
Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus.
Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga,
tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan
bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan
hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons.Habitat Coelenterata
seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian besar hidup
dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda
lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.[1]
Coelenterata
terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama
pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup
beragam jenis hewan dan ganggang. Dua puluh lima persen ikan yang
dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang
sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat
bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.[2]
Adapun
yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengamati
struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Coelenterata dan
mengklasifikasikannya.
B.
Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengamati struktur dan
morfologi organisne yang tergolong Coelenterata dan
mengklasifikasikannya.
C.
Manfaat
Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur
dan morfologi organisme yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya.
[1]Rudi. 2012. “Laporan
Praktikum Zoologi Coelenterata,” Blog
Rudi. http://rudibiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-prtikum-zoologi-coelenterata.html
(20 Mei 2012).
[2]Rudi. 2012. “Laporan
Praktikum Zoologi Coelenterata,” Blog
Rudi. http://rudibiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-prtikum-zoologi-coelenterata.html
(20 Mei 2012).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Coelenterata berasal
dari kata Yunani: koilos + enteron; Koilos = rongga, enteron = usus, sering
disebut sebagai hewan berongga. Coelenterata merupakan hewan yang tidak
mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “Hewan
Berongga” itupun masih belum tepat mengingat Coelenterata adalah hewan yang
tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (coelom), yang dimiliki hanyalah sebuah
rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenteron. Dalam
kenyataan coelenteron merupakan alat yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat
pencerna makanan dan sebagai alat pengedar sari-sari makanan ke seluruh
sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh. [1]
Coelenterata memiliki
dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau
gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi
untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau
gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang
masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan
oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai
pencernaan ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh
sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.
Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari
makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi. Begitu pula
untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi. Coelenterata
memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi
mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada
mesoglea.[2]
Selain itu, Coelenterata sering disebut dengan hewan
berongga. Pemberian hewan berongga sebetulnya tidak tepat karena Coelenterata adalah hewan yang tidak
memiliki rongga tubuh yang sebenarnya (acoelomata),
akan tetapi yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron
(rongga gastrovaskuler, rongga tempat terjadinya pencernaan dan pengedaran
sari-sari makanan).[3]
Coelenterata dibagi
menjadi 3 kelas yaitu :
1. Kelas
Hydrozoa
Biasanya
berbentuk koloni-koloni kecil dengan bentuk polip dominan, bahkan seluruh
koloni mungkin hanya terdiri dari polip. Beberapa jenis polip membentuk medusa
dengan jalan pembentukan tunas. Medusa mempunyai velum, yaitu bentukan serupa
laci dalam payung. Pinggiran payung tidak bertakik (bercelah). Contohnya yaitu Hydra, Obelia, dan Gonionemus.
2. Kelas
Scyphozoa
Ubur-ubur yang sebenarnya adalah medusa-medusa
dengan pinggiran yang berlekuk-lekuk, tidak ada cadar (velum), saluran radial
bercabang-cabang, dan gonad-gonad dalam kantung-kantung ruang gastrikulum.
Contoh Scyphozoa adalah Aurelia Aurita.
Aurelia banyak terdapat disepanjang pantai laut Atlantik, dengan bagian tengah
7-10 cm, dengan pinggiran bertekuk-tekuk 8 buah. Ubur-ubur ada yang dapat
mencapai garis tengah beberapa kaki (sampai 150 cm). bila dalam siklus hidupnya
terdapat bentuk polip, maka polip itu merupakan keistimewaan yaitu sebagai
subordinat. Polip bereproduksi secara seksual dengan proses strolobilasi, yaitu
dengan pembentukan tunas-tunas terminal. Sedangkan reproduksi medusa adalah
secara seksual.
3. Kelas
Anthozoa
Anggota-anggota
anthozoa (Yunani anthos = bunga)
adalah anemon-anemon laut dan hewan-hewan karang laut, tubuhnya berbentuk
polip, tidak ada bentuk medusa. Hewan-hewan itu tidak bertangkai dan biasanya
terbungkus dengan skeleton eksternal dan disebut karang. Memiliki banyak tentakel, tersusun dalam beberapa baris
disekitar mulut. Mulut itu memanjang, bermuara kedalam tabung yang disebut
stomodaeum. Stomodaeun itu memanjang sampai memasuki ruang gastrovaskular.
Ruang gastrovaskular di bagi ke dalam beberapa kompartemen oleh
pembatas-pembatas vertical. Reproduksi seksual atau aseksual. Gonad terletak
disepanjang tepi-tepi internal mesentri.[4]
Coelenterata
umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam
siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu
substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya
berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut
yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau
enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari
makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel
menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan,
alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf
yang tersebar secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki
anus. Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan
lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan
gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea.
Baik epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman
didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat
penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan,
melumpuhkan mangsanya, dan terlibat dalam proses pencernaan.[5]
[1]Maskoeri Jasin, Zoologi Invertebrata, (Surabaya:Sinar
Wijaya, 1992),h.103.
[2] Guru. 2008.
“Mengenal Phylum Coelenterata,” Blog Guru.
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-phylum-coelenterata-cnidaria/ (14 Mei 2012)
[3]Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, (Bandung:
ALFABETA, 2011),h.25.
[4]Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, (Jakarta: Erlangga,
1989),h. 74.
[5] Rudi. 2012.
“Laporan Praktikum ,” Blog Rudi. http://rudibiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-prtikum-zoologi-coelenterata.html
(15 Mei 2012).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal : Senin/21 Mei 2012
Pukul : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun
alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu lup, papan seksi dan pinset.
2.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu minimal 2 spesiemen Coelenterata
misalnya Aurelia aurita.
C. Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja
pada percobaan ini yaitu :
a. Mengambil
hydra pada kolam-kolam yang jernih. Ada dua macam hydra yang berwarna hijau dan
yang berwarna coklat (agak lebih besar), biasanya hewan ini melekat pada
tumbuhan air atau benda lain.
b. Meletakkan
hydra atau spesiemen lain pada papan seksi dan mengamati di bawah mikroskop
stereo, biasanya jika tersentuh hydra akan mengerut, menunggu beberapa menit
hingga tubuhnya terjulur kembali.
c. Mengamati
bagian-bagian tubuh, tentakel, hipostum kerucut pendek yang mengelilingi mulut,
mulut ujung oral yang menghadap ke atas, keping basal yang melekat pada dasar,
nematocyt terlihat sebagai bintil-bintil pada tentakel yang sedang menjulur,
tunas (bud) hydra kecil yang baru tumbuh (secara vegetatif).
d. Menggambar
dan mendeksripsikan ciri-cirinya dan susunan klasifikasinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Bagian morfologi dari Aurelia aurita
Keterangan
:
1.
Mesoglea
2.
Gonad
3.
Radial canal
4.
Rhopalium
5.
Oral arms
6.
Sub umbrella
7.
Mulut
8.
Ex umbrella
9.
Perut
Bagian anatomi Aurelia aurita
Keterangan
:
1. Mulut
2. Tentakel
3. Perut
4. Gastric pouch
5. Perradial brachial groove
6. Subgenital pit
7. Interradial gonad
8. Lengan mulut
9. Perradial
canal
10.
Adradial canal
11.
Cincin canal
12.
Bell margin
13.
Interradial
canal
14.
Lappet
15.
Rhopalium
B.
Pembahasan
a. Morfologi
Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur
antara lain: tubuhnya berbentuk tseperti paying atau lonceng ukuran tubuhnya
relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu
objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30
cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur
berupa gastrovaskular. Di tengah
permukaan
tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.[1]
b. Anatomi
Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi
oleh empat palps dan organ seks, terdapat empat mulut
pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang
dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah,
seperti mencabut drawstrings di tas. Hal ini akan memaksa air keluar
melalui bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan. Relaksasi otot
membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi. Pada
ubur-ubur dengan berbentuk piring ini dapat mengakibatkan gerakan
dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat.[2]
Pada dinding delapan
sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu
ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang
chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan. Organ indra terjadi
dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya
terdapat empat lengan lisan, pada beberapa ubur-ubur raksasa,
senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,. Ada
juga renda kecil tentakel bel dari medusa. Lengan lisan dan sel-sel
penyengat yang disebut cnidocysts terkenal, yang digunakan baik untuk
pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya.[3]
c. Habitat
Ubur-ubur
hanya berhabitat di perairan dangkal dan dalam di laut.[4]
d. Peranan
Adapun peranan dari Aurelia aurita adalah ubur – ubur ada yang dapat dimakan,
misalkan Aurelia. Anemon laut atau mawar laut banyak digunakan sebagai
hiasan pada akuarium air laut. Di laut, hewan ini membentuk suatu terumbu
karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan.
Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga
dihuni oleh berbagai jenis ikan.[5]
e. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari Aurelia aurita
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Class :
Scyphozoa
Ordo
: Decapoda
Famili : Aureliae
Genus : Aurelia
[2]Ibid.
[3]Ibid.
[4]Ibid.
[5]Ibid.
[6]Ibid
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk
dalam phylum coelenterata
adalah Aurelia aurita (ubur-ubur) tubuhnya berbentuk seperti payung atau
lonceng ukuran tubuhnya relatif besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5
mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar
antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran
pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh
sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
Adapun klasifikasi dari ubur-ubur (Aurelia aurita) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Class : Scyphozoa
Ordo : Decapoda
Famili : Aureliae
Genus :
Aurelia
Spesies : Aurelia
aurita
B. Saran
Adapun saran
yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan
membawa lebih banyak spesimen agar organism yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Guru Nge Blog.
Mengenal Phylum Coelenterata. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-phylum-coelenterata-cnidaria/ (Di akses pada 14 Mei 2012).
Jasin,
Maskoeri. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Rudi,
2012. Laporan Praktikum. http://rudibiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-pratikum-zoologi-coelenterata.html
(Di akses pada 15 Mei 2012).
Rusyana,
Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung:
ALFABETA, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar