BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tulang terbuat dari jalinan
serat-serat protein (kalogen) yang berisi kalsium dan fosfat, tulang bersifat
kuat dan hidup. Tulang secara terus-menerus mengubah modelnya sendiri, dan 10 %
massanya diganti setiap tahun. Proses ini melibatkan beberapa sel (osteoklas)
yang merombak tulang, sementara sel lainnya (osteoblas) membangun tulang baru.[1]
Rangka memiliki dua tipe tulang
yaitu tulang kompak dan tulang spons. Tulang kompak terbuat dari tabung-tabung
halus (osteon), membentuk lapisan luar yang kuat.. tulang spons menyusun
lapisan sebelah dalam yang lebih ringan.
Sum-sum tulang sering ditemukan di dalam pori-pori tulang spons dan ruang
sentral (rongga medula) tulang panjang. Sum-sum merah membuat sel-sel darah,
sementara sum-sum kuning menimbun lemak.[2]
Untuk lebih mengetahui dan memahami
hal-hal sehubungan dengan jaringan ikat, rawan dan tulang, maka dilakukanlah
praktikum dengan penggunaan suatu alat yaitru mikroskop. Agar lebih mempermudah
mahasiswa mengetahui dengan tidak hanya mempelajari handbooknya.
B.
Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengamati jenis-jenis dari jaringan ikat, rawan dan tulang.
C. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu agar dapat mengetahui jenis-jenis
dari jaringan ikat, rawan dan tulang.
[1]Anonim, 2012, “Laporan Struktur Jarigan Hewan,” Blog goresan Tangan Sederhana. http://goresantangansederhana.blogspot.com/2012/05/laporan-struktur-hewan-jaringan.html
(15 Mei 2012).
[2]Ibid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan yaitu struktur
yang dibentuk oleh sekumpulan sel-sel yang biasanya memiliki sifat-sifat
morfologis dan fungsi yang sama. Pada hewan multiseluler, dikenal ada empat
jenis jaringan dasar, yaitu jaringan epitel, jaringan penyambung atau jaringan
ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Ciri khas dari jaringan ikat adalah
mempunyai komponen seluler yang sedikit bila dibandingkan dengan substansi
interselulernya. Pada jaringan ikat dikenal ada tiga macam serabut, yaitu serabut
kolagen, serbut elastic, dan serabut retikuler. Serabut-serabut tersebut
terendam didalam cairan interselluler. Elemen selulernya sangat bervariasi.
Sel-selnya dapat berupa fibroblast, fibrosit, megrofag, dan sebagainya.[1]
Jaringan ikat terdapat
pada berbagai bentuk, tetapi dicirikan oleh matriks ekstraselulernya tempat
sel-selnya berada. Bentuk-bentuk jaringan ikat adalah darah, kartilago atau
dalam lacuna (ruang kosong) dalam matriks yang padat. Elastisitas bagi tubuh
dan kerap kali menghubungkan satu jaringan lain misalnya tendon yang meletakkan
otot ke tulang.[2]
Adapun fungsi dari
jaringan ikat yaitu :
1. Sebagai
penyokong, pengikat, dan pengisi.
2. Sebagai
pembungkus.
Jaringan ikat
membungkus jaringan lain, biasanya merupakan bentuk selaput atau kapsul yang mengelilingi
organ tubuh misalnya kapsula dan ginjal.
3. Sebagai
penyimpanan
Berbagai jenis lipida
yang penting sebagai cadangan makanan disimpan dalam bentuk adipose yang kaya
dengan glikosaminoglikan. Jaringan ikat kendur berfungsi sebagai penyimpanan
cadangan air dan elektrolit terutama ion Na+.
4. Sebagai
pertahanan
Peranan jaringan
penyambung dalam pertahanan tergantung pada komponen selulernya. Jaringan
penyambung mengandung sel-sel fagositik yang disebut makrofag yang mampu
memakan partikel-partikel dan mikroorganisme yang masuk dalam tubuh.
5. Sebagai
perbaikan
Kemampuan regenerasi
jaringan penyambung yang tinggi dapat dengan mudah memperbaiki jaringan yang
mengalami implamasi atau rusak (luka).
6. Sebagai
transportasi
Ada hubungan yang erat
antara kapiler darah, pembuluh darah dan jaringan ikat. Kedua pembuluh selalu
dihubungkan oleh jaringan penyambung yang membantu membawa nutrisi dan pembuluh
darah ke jaringan yang lain.
7. Sebagai
nutrisi.
Matriks jaringan
penyambung berfungsi sebagai media dimana nutrient dan sampah metabolisme
dipertukarkan diantara sel-sel dan suplai darah yang mengandung zat-zat gizi.[3]
Jaringan tulang rawan (kartilago)
adalah jaringan yang banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak. Tersusun dari
sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang berkembang dari bakal sel tulang rawan
(kondroblas). Kondrosit meghasilkan matriks. Berdasarkan matriksnya, tulang
rawan dikelompokkan menjadi :
a. Tulang rawan
hialin : berwarna putih kebiru-biruan dan transparan, matriksnya mengandung
banyak serat kolagen berdaya lentur yang tinggi, merupakan penunjang utama
tubuh saat embrio (bayi), sedangkan pada saat dewasa hanya ditemukan di
persendian, saluran pernafasan, laring, hidung dan antara ujung tulang rusuk
dan tulang dada.
b. Tulang rawan
elastis : berwarna kuning dengan serabut elastin pada matriksnya, agak kaku tapi
elastis, ditemukan pada daun telinga, epiglotis dan tuba eustachius;
c.
Tulang rawan fibrosa, berwana gelap, matriksnya
mengandung lebih banyak serat kolagen dibanding tulang rawan hialin, ditemukan
diantara tulang-tulang belakang (vertebrae) dan pada simfisis pubis (tulang kemaluan).[4]
Jaringan tulang sejati
merupakan jaringan yang memiliki kerangka yang menyokong tubuh dan merupakan
jaringan ikat serta mengandung mineral. Sel-sel pembentuk tulang yaitu
osteoblas yang merupakan yang mengeksresikan matriks dan kolagen serta
kondroitin yaitu sel yang terdapat pada lacuna (rongga) pada tulang rawan.
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan dalam
matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam
mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari
kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan juga sebagai
tempat melekatnya otot kerangka.[5]
[1]Rika Yustika, “Jaringan
Ikat Rawan dan Tulang,” Blog Rika Yustika.
http://rikayustika12. blogspot.com/2012/04/jaringan-ikat-rawan-dan-tulang.html
(15
Mei 2012).
[2]Fried H George, Teori dan Soal-Soal (Jakarta, Erlangga,
1999), h. 42.
[3]Yusminah Hala, Biologi
Umum Dua (Makassar: Alauddin Press, 2001), h. 83.
[4]“Jaringan Ikat pada Hewan”, Artikel Bagus. http://www.artikelbagus.com/2011/11/jaringan-ikat-pada-hewan.html (19 Mei 2012).
[5]Arifin Gunawijaya, Buku Teks Histologi (Jakarta: Binapura
Aksara, 1994), h. 151.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal : Rabu/23 Mei 2012
Pukul : 10.00 – 12.00 WITA
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata – Gowa.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang akan
digunakan pada percobaan ini yaitu kain planel dan mikroskop.
2.
Bahan
Adapun bahan yang akan
digunakan pada percobaan ini yaitu preparat Fibrocartilago section, Foetal
head ossification, Human Bone, Human Brown Skin/Human Skin, dan tulang
rawan hialin.
C.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada
percobaan ini yaitu :
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati
bahan satu persatu dibawah mikroskop.
3. Menggambar
hasil pengamatan dan memperhatikan perbesaran yang digunakan, mewarnai dan
memberi keterangan.
4. Membersihkan
meja praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1. Pengamatan
jaringan ikat padat tidak teratur
Preparat :
Human Brown Skin
Perbesaran :
10 x 0,25
Keterangan
:
1. Lemak
2. Kelenjar
minyak
3. Kelenjar
sebaceous
4. Kelenjar
keringat
Gambar
referensi
Keterangan
:
1. Jaringan
ikat
2. Inti
sel
3. Serabut
kolagen
4. Fibroblas
2. Pengamatan
jaringan tulang rawan (rawan serabut)
Preparat :
Fibrocartilago section
Keterangan
:
1. Serabut
kolagen
2. Kondrosit
dalam lakuna
3. Lakuna
3. Pengamatan
jaringan ulang rawan hialin
Preparat :
tulang rawan hyaline
Perbesaran :
10 x 0,25
Keterangan
:
1. Membran
2. Serat
kolagen
Gambar
referensi
Keterangan
:
1. Matriks
2. Lakuna
3. Kondrosit
4. Serat
kolagen
4.
Pengamatan perkembangan tulang secara intramembran
Preparat : Foetal
Head Ossification
Keterangan
:
1. Serat
elastis
2. Serat
retikuler
3. Serat
berkolagen
4. Fibroblas
5. Makrofag
5. Pengamatan
struktur hystologi tulang
Preparat :
Human Bone
Perbesaran :
10 x 0,25
Keterangan
:
1. Saluran
pusat
2. Matriks
3. Lamella
B. Pembahasan
1. Pengamatan
jaringan ikat tidak teratur
Jaringan Ikat Padat teratur ditandai dengan serat kolagen
yang tersusun teratur. Terdapat pada tendon dan stroma kornea.
Pada gambar hasil pengamatan terdapat kelenjar minyak yang merupakan kelenjar mikroskopik yang
berada tepat di bawah kulit yang mengeluarkan minyak yang disebut sebum, kelejar sebaceous yang
merupakan bagian dari unit Pilosebaseous yang terdiri dari folikel rambut (kantung
rambut) dan rambut
dan juga kelenjar keringat yang berupa pipa terpilin yang memanjang dari
epidermis masuk kebagian dermis.[1]
Adapun pada
referensi gambar, pada kulit mamalia terdapat jaringan epitalium yang merupakan
lapisan paling luar yang melindungi bagian kulit dalam dimana terdapat serabut
kolagen dengan deretan fibroblast. Selain itu, terdapat juga inti sel dan
membran basal pada organ. Saluran pusat yang mengandung pembuluh darah dan
saraf yang menyediakan kebutuhan dari tulang sejati.[2]
2. Pengamatan jaringan tulang rawan serabut
Pada pengamatan ini, permukaan tiap
tulang terdapat lapisan fibrosa tipis yang disebut dengan periosteum yaitu
tempat otot-otot terkait dengan perantaraan tendon. Periosteum mengandung sel,
yang beberapa di antaranya berubah menjadi osteoblas dan menghasilkan protein
dan garam untuk pertumbuhan dan perbaikan tulang. Kebanyakan tulang tidak padat
tetapi rongga sumsum. Matriks tulang yang tampak padat itu ditembus oleh
sejumlah besar saluran mikroskopik (saluran Havers) tempat terdapat pembuluh
darah dan saraf menghidupi sel tulang.[3]
3. Pengamatan jaringan rawan hialin
Pada matriks tulang rawan hialin
ditemukan ditemukan konsentrasi yang mempunyai daya elastis yang tinggi.
Jaringan ini ditemukan pada permukaan sendi pada sendi yang bergerak, dinding
jalan nafars yang lebih besar, tempat beratikulasi sternum dan pada lempeng
epifisis dimana berfungsi untuk pertumbuhan panjang tulang.[4]
Selain itu, unit kolagen yang
membentuk serabut terdiri atas satu heliks dari rantai peptida yang saling
melingkar dalam satu dalam suatu superkabel dan dihubungkan oleh ikatan
hydrogen. Dalam preparat hidup, serabut kolagen berwarna keputih-putihan,
jarang bercabang, sangat lentur dan relatif tidak elastic setelah putaran dan
kelok-keloknya diluruskan.[5]
4. Pengamatan perkembangan tulang
secara integument
Pada pengamatan ini, kerangka yang
menyokong tubuh sebagian besar vertebrata dan terbuat dari tulang sejati (Bone), suatu jaringan bermineral.
Sel-sel pembentuk tulang yang disebut osteoblas mendeposit suatu matriks
kolagen. Bone Ground tersusun atas lamella yang dibentuk oleh serabut kolagen
yang mengelilingi suatu saluran yang disebut saluran Havers. Saluran Havers dan
lamella yang tersusun konsentrsi disebut sistem Havers.[6]
5. Pengamatan
struktur histology tulang
Pada
pengamatan ini, terlihat jelas sistem havers, kanalikuli, lakuna, saluran
havers, lamella konsentralis. Endosteum mempunyai komponen-komponen yang sama
dengan periosteum hanya lebih tipis. Berbatasan dengan periosteum terdapat
lamela tulang sirkumferensial luar (lamela periosteum) yang terdiri atas lamela
tulang yang tersusun sejajar dengan permukaan luar tulang, sedangkan berbatasan
dengan endosteum terdapat lamela tulang sirkumferensial dalam (lamela
endosteum) yang terdiri atas lamela tulang yang sejajar dengan permukaan dalam
tulang. Pada tulang kompak dikenal sistem Havers. Sistem Havers dibangun oleh
saluran Havers yang dikelilingi oleh lamela Havers secara konsentris. Diantara
lamela havers terdapat rongga-rongga kecil yang disebut lakuna, tempat
osteosit.[7]
[1]“Kulit Epidermis”, Princilia
Beauty. http://www.princiliabeauty.com/kulit-epidermis. html (25
Mei 2012).
[2]Ibid.
[3]Ville,
Barnes, dan Walker, Zoologi Umum (Jakarta:
Erlangga, 1984), h. 61.
[4]“Kulit Epidermis”, Princilia Beauty. http://www.princiliabeauty.com/kulit-epidermis. html (25 Mei 2012).
[5]Ville, Barnes, dan Walker., op. cit., h. 60.
(25 Mei 2012).
[7]Ibid.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada
percobaan ini yaitu jenis-jenis dari jaringan ikat ada tiga yaitu jaringan ikat
longgar, jaringan ikat padat dan juga jaringan campuran. Jaringan rawan terbagi
menjadi rawan hialin, rawan elastis dan rawan serabut sedangkan pada jaringan
tulang dikelompokkan menjadi tulang kompak dan tulang bunga karang.
B. Saran
Adapun saran pada praktikum
ini yaitu dalam mengamati jenis-jenis jaringan ikat, rawan dan tulang harus
dilakukan secara teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2011. Jaringan Ikat Padat. http://www. artikelbagus. com/2011/11/jaringan-ikat-pada-hewan. html (19 Mei 2012).
George,
Fried H. Teori dan Soal-Soal. Jakarta: Erlangga, 1999.
Gunawijaya,
Arifin. Teks Histologi. Jakarta:
Binapura Aksara, 1994.
Hala, Yusminah. Biologi Umum Dua. Makassar: Alauddin
Press, 2011.
Yustika,
Rika, 2012. Jaringan Ikat Rawan dan
Tulang. http://rikayustika12.blogspot.com/2012/04/jaringan-ikat-rawan-dan-tulang.html
(15 Mei 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar